REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menlu Marty Natalegawa mengatakan berita media Australia yang menyebut rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disadap oleh Australia di London, Inggris perlu dikonfirmasi. Namun, ia menegaskan jika berita tersebut benar dan sesuai fakta maka sangat memprihatinkan.
"Seandainya betul, itu sesuatu yang sangat memprihatinkan dan sangat melanggar tata karma hubungan internasional," katanya di kantor presiden, Senin (29/7).
Ia mengatakan sudah meminta konfirmasi kepada Inggris terkait berita media Australia. Dalam berita tersebut dikatakan meski Australia mendapatkan keuntungan dari hasil penyadapan, tetapi prosesnya dibantu dan dilakukan oleh intelijen Inggris dan Amerika Serikat.
"Dari pihak Inggris kita sudah meminta konfirmasi kebenaran berita ini. Ini kan beritanya masih di pihak ketiga," katanya.
Sementara itu, Marty mengatakan belum mendengar reaksi resmi dari SBY. Ia juga enggan membahas tentang kerugian yang mungkin diderita Indonesia. "Kita masih mencoba mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut," katanya.