REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama meminta agar media tidak membesar-besarkan masalah dirinya yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh masyarakat yang menolak pembangunan MRT layang. Hal ini malah akan memperkeruh suasana saja. "Itu kan hak warga negara untuk melaporkan ke Polisi. Tapi jangan terlalu sering diberitakan, ini kan nanti sifatnya jadi politis biar terkenal," ujar Basuki, seperti dilansir situs beritajakarta.
Menurut Basuki, dirinya tetap memegang janji saat kampanye pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) lalu. Namun saat ini, kata Basuki, masalahnya adalah untuk kepentingan masyarakat yang lebih banyak. "Janji saya tetap, mereka juga kan yang menipu dengan data. Bisa saja kita membuat biaya lewat bawah, asal kan memang lebih murah," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Basuki mengatakan, untuk program transportasi massal yang paling penting adalah kenyamanan dan biaya tarifnya murah. "Initinya transportasi massal itu murah tarifnya. Kalau lewat bawah itu mahal, mau kalau naik MRT harus bayar Rp 15-20 ribu," tandasnya.
Hingga saat ini Basuki mengaku belum ada keinginan untuk melaporkan balik pihak yang menuntutnya. "Ngapain melaporkan balik, lebih baik saya buat laporan untuk PKL yang bandel biar dipidana," tegasnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dilaporkan ke Polda Metro Jaya, oleh seorang warga Fatmawati bernama Liues Sungkharisma. Dalam laporannya, warga tersebut merasa kecewa dengan Basuki, sebab saat masa kampanye Pilgub DKI Jakarta tahun 2012 lalu Basuki berjanji akan membangun jalur MRT dengan sistem Subway.