Jumat 26 Jul 2013 09:44 WIB

Pedagang: Daging Impor Tak Bagus untuk Bakso

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
bakso sapi
Foto: natural cooking club
bakso sapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang bakso keliling mengeluhkan tingginya harga daging sapi di pasaran. Gara-gara itu keuntungan para pedagang semakin sendikit. "Biasanya sehari untung 100 ribu sekarang cuma 50 ribu," kata Ipul yang biasa berkeliling kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jum'at (26/7).

Ipul mengakui saat ini daging sapi impor sudah banyak beredar di pasaran. Namun meski harganya lebih murah, dia enggan membeli. Dia beralasan kualitas daging sapi impor tidak sebagus daging sapi lokal. "Kualitasnya jelek kalau buat bakso," ujarnya.

Ipul menjelaskan, ketika daging impor diolah menjadi bakso, hasil adonan tidaklah sebanyak daging sapi lokal. Hal ini, menurutnya, karena berat daging sapi impor sudah bercampur dengan berat es. "Dagingnya sedikit, karena mengandung es," ujarnya.

Selain itu, daging yang membeku juga tidak bisa menghasilkan kualitas bakso yang diinginkan. Daging beku biasanya membuat bakso mudah lembek ketika baru direbus. "Baru direbus sudah lembek," katanya.

Ipul mengatakan dalam sehari biasa belanja tiga kilogram daging sapi lokal dengan harga antara 95 ribu sampai 100 ribu per kilogram. Padahal biasanya harga daging sapi cuma Rp 80 ribu per kilogram. Dia berharap pemerintah bisa segera membuat normal harga daging sapi di pasaran. "Kenaikan ini sudah empat bulan. Setiap bulan naik 5 ribu," katanya.

Lantaran kenaikan harga terus menerus, Ipul mengatakan, banyak rekannya sesama pedagang bakso gulung tikar. Mereka beralih mencari profesi lain yang dianggap bisa menghasilkan uang lebih layak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement