REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Dedy "Miing" Gumelar mengaku pernah mendengar curahan hati Rano Karno untuk mengundurkan diri sebagai Wakil Gubernur Banten. Namun keinginan Rano itu menurut Dedi buru-buru dia cegah.
"Sempat terlintas mau mundur. Saya bilang jangan dan Bu Mega juga bilang tidak usah," kata Dedy ketika dihubungi wartawan, Selasa (23/7).
Dedy menceritakan Rano ingin mundur karena kecewa dengan pola pemerintahan Gubernur Banten, Ratu Atut Chasiah. Menurut Dedy, Atut tidak memberikan porsi kewenangan yang semestinya kepada Rano sebagai wakil gubernur.
"Alasannya karena Rano tidak mendapat porsi lebih sebagai Wagub Banten," ujarnya.
Curahan hati Rano disampaikan kepada Dedy sekitar satu pekan lalu. Dedy mengatakan dalam pascapertemuan itu Rano tidak benar-benar mundur. "Sebenarnya bukan mundur. Tapi terlintas mau mundur," katanya.
Dedy enggan mempersoalkan curahan hati Rano. Menurutnya apa yang disampaikan Rano wajar untuk mendapat perhatian dari Atut. "Karena Akses media buat dia saja sulit, media tidak mau memuat dia. Masa terkonfrontasi oleh kekuasaan. Dia tidak punya akses media," kata Dedy.
Sampai sejauh ini Dedy belum mengetahui hubungan terakhir antara Atut dan Rano. Bisa jadi, kata Dedy, Rano sudah benar-benar merasa tidak nyaman. Namun Dedy menyarankan agar Rano tetap bertahan memperjuangkan haknya sebagai wakil gubernur.
Sekretaris Jendral DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo mengatakan tidak tahu menahu soal rumor mundurnya Rano. Dia enggan berkomentar banyak ketika ditanya apakah DPP PDI Perjuangan akan menindaklanjuti isu ini atau tidak. "Masak isu akan kita kembangkan kan ya tidak," katanya.