Senin 22 Jul 2013 15:25 WIB

Saksi: Terduga Teroris Ditembak dari Jarak Dekat, Tak Ada Perlawanan

Seorang anggota Densus 88 sedang bertugas (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Seorang anggota Densus 88 sedang bertugas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG-- Sejumlah saksi mata penggerebekan empat terduga teroris di Jalan Pahlawan,Tulungagung, Jawa Timur, menyebut sejumlah pria yang belakangan diketahui anggota Densus 88 Antiteror, menembak dua dari empat terduga teroris dari jarak dekat.

"Mereka ditembak dari jarak kurang satu meter. Tidak terlihat ada upaya perlawanan, hanya salah satu pria terlihat sempat berdiri dan bergerak ke belakang Mbak Mimin (penjual warung kopi) sebelum ditembak di bagian kepalanya hingga tewas," kata Suprianto, salah seorang saksi mata yang mengaku melihat langsung peristiwa penggerebekan dan penembakan, Senin (22/7).
 
Suprianto berada tak jauh dari lokasi penembakan saat kejadian. Meski tak menyebut persis posisinya saat itu, Suprianto memastikan melihat langsung kronologi penembakan dan penangkapan empat terduga teroris yang terjadi di warung kopi belakang halte bus jalan Pahlawan, Kota Tulungagung, sekitar pukul 08.45 WIB.

 
Setelah menembak salah satu terduga teroris yang bergerak ke belakang penjaga warung kopi, anggota Densus 88 yang sama juga menembak satu dari tiga terduga teroris lainnya yang masih duduk.
 
Kesaksian tersebut dibenarkan warga lain yang berada tak jauh dari lokasi penggerebekan. Suyadi dan Suroso, mereka mengatakan tembakan dilakukan hanya beberapa detik setelah beberapa pria mengendarai Toyota Xenia turun dan menghampiri keempat pria terduga teroris tersebut.
 
"Tidak ada perkelahian ataupun kericuhan. Begitu mereka (densus) turun lalu terdengar suara tembakan tiga kali dan dua pria yang ada di warung Mbak Min roboh. Dua pria lainnya lalu diringkus di tempat dan dirobohkan di pinggir jalan," tutur Suyadi, tukang becak yang mangkal tak jauh dari lokasi kejadian.
 
Belakangan Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono mengklarifikasi bahwa penembakan terpaksa dilakukan karena kedua terduga teroris masing-masing membawa senjata api dan bom rakitan. "Mereka ditembak karena bersenjata dan membawa bom yang disembunyikan dalam tas," terangnya saat menggelar siaran pers di lokasi kejadian.
 
Ia sama sekali tak menyebut apakah ada upaya perlawanan saat penggerebekan dilakukan. Kapolda hanya menegaskan  
bahwa penembakan (dari jarak dekat) terpaksa dilakukan karena keduanya "bersenjata", sehingga petugas tidak mau berspekulasi terduga teroris melakukan perlawanan dengan menembak ataupun menarik pemicu bom rakitan yang ada di dalam tas ransel salah satu pelaku.
 
"Kami sudah intai mereka sejak Sabtu (20/7) di Tulungagung. Tadi malam (Minggu, 21/7) sekitar pukul 21.00 WIB kapolres dan jajaran sudah diberi tahu dan melakukan kesiagaan penuh memantau pergerakan keempat teroris ini," jelasnya.
 
Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror menembak mati dua pria terduga teroris jaringan Poso dan menangkap dua lainnya saat singgah sebuah warung kopi di pinggir jalan raya Kota Tulungagung, Jawa Timur, Senin sekitar pukul 08.45 WIB.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement