REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi yang kembali mengeluarkan suara gemuruh membuat warga sekitar lereng gunung panik. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Julisetiono, mengatakan bahwa kondisinya masih normal, sehingga warga yang mengungsi kembali ke rumah dan diimbau masyarakat tetap tenang.
Masyarakat yang mengungsi ke balai desa Glagaharjo sekitar 500 orang itu segera kembali ke rumah. Sedangkan para lansia dan balita masih bertahan di pengungsian hingga siang tadi. "Tadi saya hitung lansia dan balita ada 50 orang lebih. Sekarang sudah pulang diantar oleh petugas dan dijemput oleh keluarganya masing-masing," kata Julisetiono, Senin (22/7).
Dia mendapatkan informasi aktivitas Merapi pada pukul 04.15 WIB. "Ada hembusan dan terbawa angin ke arah timur, selatan dan tenggara, sehingga terjadi hujan abu. Saya sempat monitor di daerah Glagah terdapat abu yang bercampur pasir."
Kondisi tersebut, kata dia, membuat masyarakat Kalitengah Kidul dan Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman panik dan segera mengungsi ke balai desa Glagaharjo. Kemudian, ia mendapatkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Penelitian Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta bahwa kondisi gunung masih normal aktif. Sehingga masyarakat diimbau untuk tenang.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengkondisikan warga serta mendata jumlah warga dan ternak. Jalur evakuasi warga akan disurvei oleh Dinas Pekerjaan Umum untuk segera diperbaiki. Ia mengimbau kepada masyarakat lereng Merapi agar tidak panik dan tetap waspada. "Apabila ada kegiatan merapi lagi, turun ke barak pengungsian. Masker agar dipakai karena ada abu vulkanik," tambahnya.