REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Di musim penghujan ini, kasus flu burung kembali merebak di Jawa Barat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar menemukan tujuh ekor itik positif terkena flu burung.
Dari 800 itik yang mati mendadak di RT01/01 Kampung Kondanglaer Desa Sangiang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jabar, ternyata positif terkena virus flu burung (H5N1) sebanyak tujuh ekor.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Alma Lucyati, berdasarkan informasi dari dinas peternakan mengenai kematian unggas (itik) di Rancaekek, hasilnya ditemukan positif H5N1 clade 2.3.2.
''Jumlah itik yang meninggal di kelompok tersebut dari data yang kami terima sebanyak tujuh ekor," ujar Alma kepada wartawan, Senin (22/7), di Bandung.
Menurut Alma, saat kejadian peternakan yang itiknya ditemukan mati mendadak tersebut tidak kontak langsung dengan penduduk sekitar. Jadi, setelah di kros cek oleh Dinas Kesehatan setempat memang belum mengambil sampel darah pada manusia.
"Karena tidak ada riwayat kontak dan karena belum ada keluhan," katanya. Terkait temuan unggas yang positif terkena virus H5N1 di wilayah Rancaekek ini, Dinkes Jabar mengimbau agar masyarakat, khususnya yang memelihara unggas untuk bisa lebih waspada lagi.
Menurut Alma, kalau ditemukan ada masyarakat sekitar yang menderita panas badan tinggi dan punya riwayat kontak langsung dengan unggas mati mendadak, maka segera dilakukan pemeriksaan sesuai dengan protap.
Bagi masyarakat yang memelihara unggas lalu unggasnya ditemukan mati mendadak, kata Alma, maka langsung laporkan kejadian tersebut kepada dinas kesehatan setempat.
Beberapa waktu lalu, ratusan itik ditemukan mati mendadak di RT01/01 Kampung Kondanglaer Desa Sangiang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jabar. Ketua Kelompok Peternak Mitra Barokah Asep Wahyudin menuturkan sekitar 800 itik mati mendadak dari total 1500 unggas miliknya.