Kamis 18 Jul 2013 15:59 WIB

Sueb Si Pengasuh Buaya

Rep: Mg01/ Red: A.Syalaby Ichsan
Penangkaran Buaya - ilustrasi
Foto: Antara
Penangkaran Buaya - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Taman Wisata Buaya (TWB) Indonesia Jaya, di Serang, Bekasi, tampak sepi. Tempat penangkaran buaya itu hanya ramai dikunjungi pada saaat akhir pekan. Bahkan di masa liburan pun, sangat jarang pengunjung terlihat memasuki area taman wisata yang terletak di Jalan Serang-Cibarusah ini.

Di balik kesunyian itu, ada sosok yang setiap hari pergi mendatangi tempat penangkaran buaya ini. Dialah Soebarna yang akrab disapa Suaeb. Suaeb bukanlah seorang pengunjung yang rela menghabiskan uang Rp 20 ribu untuk melihat buaya di TWB ini.

Sebagai seorang petugas di sebuah tempat penangkaran buaya, pekerjaan Suaeb terbilang banyak. Pria bertubuh kurus ini sehari-harinya harus bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus.

Sambil mengenakan seragam merahnya, ia rutin mengerjakan tugas seperti membersihkan area taman, membersihkan kandang buaya, hingga memberi makan reptil pemakan daging itu. Belum lagi kadang ada tugas tambahan dari atasannya, pemilik taman wisata itu.

Pemuda asal Karawang ini sudah bekerja di TWB ini selama lima tahun. Bekerja selama itu, membuatnya makin paham perilaku dan kehidupan buaya. Dia jadi paham karakter buaya kalau sedang lapar atau hal lainnya.  

"Saya juga mah sebenernya takut sama buaya, tapi sekrang sudah tidak lagi karena sudah biasa,’’ ungkap Suaeb dengan dialek Sundanya kental.

Sebelum bekerja di tempat ini, 2008 lalu, Suaeb bekerja di sebuah pabrik elektronik di Karawang. Kala itu gajinya lumayan. Namun saat terjadi perubahan kepemimpinan, ayah satu anak ini diberhentikan bersama sejumlah rekannya. 

Namun Suaeb tak ingin berlama-lama menganggur. Ia kemudian mendapat tawaran bekerja di TWB. dari seorang kawan yang dia panggil ‘Mang Aboy’. Suaeb pun menyetujuinya, walau digaji jauh lebih kecil daripada saat bekerja di pabrik. Sebagai pengasuh buaya, Suaeb mengaku menerima gaji Rp 210 ribu per minggu.

Meski bergaji kecil, Suaeb tak peduli. Ia menerima ajakan Mang Aboy, yang sudah bekerja lebih duluan, selama 30 tahun di TWB itu. Sayangnya, kata Suaeb, Mang Aboy baru saja dipecat karena tidak akur dengan pemilik taman tersebut.

Namun hal itu merupakan buah dari kesalahan ‘Mang Aboy’ sendiri karena sering menentang kehendak atasannya.

Suaeb mengakui suasana bekerja di TWB ini tidaklah buruk. Selain karena letaknya yang dekat dengan rumahnya, hubungan Suaeb dengan atasannya pun sejauh ini baik-baik saja. Namun Suaeb berharap gajinya bisa lebih dinaikkan lagi lantaran harga barang-barang kebutuhan yang semakin mahal saat ini.

Bekerja di tempat penangkaran buaya, menurutnya, membuat dia semakin mencintai alam dan lingkungan sekitarnya. Terutama tentu saja hewan buaya yang telah menjadi kawannya sehari-hari selama lima tahun terakhir.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement