REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kerusuhan dalam pertandingan tinju di Nabire Papua, Ahad (14/7) lalu, mendapat sorotan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Dalam waktu dekat, lembaga ini bakal menurunkan timnya ke daerah tersebut guna menyelidiki tragedi yang merenggut nyawa belasan orang ini. "Pemantauannya akan dimulai Kamis (18/7) ini," kata Ketua Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan Pelanggaran HAM Komnas HAM, Natalius Pigai, lewat pesan singkatnya kepada Republika, Selasa (16/7).
Ia akan memimpin langsung proses investigasi tersebut.Pertandingan tinju yang digelar di Nabire Papua, akhir pekan lalu, berujung kekacauan. Akibat insiden tersebut, sebanyak 17 orang harus menemuai ajalnya, sedangkan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Pigai berpendapat, peristiwa ini tidak seharusnya terjadi jika pemerintah daerah, panitia penyelenggara, dan pengurus daerah Persatuan Tinju Amatir (Pertina) setempat melaksanakan kegiatan tersebut secara profesional.
Hal ini menjadi salah satu alasan lembaganya memutuskan menyelidiki kasus tersebut. Berdasarkan catatan Komnas HAM, kata Pigai lagi, kerusuhan tinju di Nabire ini merupakan tragedi kemanusiaan yang menewaskan korban terbanyak pertama dalam sejarah pertandingan tinju Indonesia. "Ini jelas mencoreng dunia olah raga kita," kecamnya.
Oleh sebab itu, untuk ke depannya, ia berharap semua elemen sungguh-sungguh melakukan tindakan preventif, sehingga kejadian yang memalukan ini tidak terulang lagi.
"Kejadian ini harus dijadikan bahan evaluasi buat semuanya, baik menpora, kepolisian, pemerintah daerah, maupun para pengurus asosiasi olahraga," katanya.