Senin 15 Jul 2013 19:11 WIB

Kegagalan Khofifah, PKB: Mungkin Ada yang Main Politik Kayu

Rep: Indah Wulandari/ Red: Citra Listya Rini
Ketua Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa.
Foto: jakpress.com
Ketua Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai kegagalan Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa dalam pencalonan Gubernur Jawa Timur terselip faktor kelemahan keterampilan politik untuk memperjuangkan calon yang diusung.

“Jangan-jangan KPUD Jawa Timur tidak bersalah. Mungkin soalnya di teman-teman saya sendiri (DPW PKB) yang lemah keterampilan politiknya atau mungkin kurang sungguh-sungguh dalam memperjuangkan Khofifah sebagai cagub," kata Ketua DPP PKB Muamir Muin Syam, Selasa (15/7).

"Atau mungkin memang benar ada yang main politik kayu dengan mengganggu partai-partai pengusung, dan mengkondisikan KPUD. Kita perlu melihat secara komprehensif dulu, baru nanti mengambil langkah lanjut,” tambah Muamir.

 

Namun, tak dapat dipungkiri, Muamir merasa terkejut dan prihatin dengan keputusan KPUD Jawa Timur tersebut. Meski demikian, ia meminta harus melihat secara dingin dan jernih kegagalan Khofifah ini sebelum mengambil langkah lanjutan.

Pun, Muamir mengusulkan kepada DPP PKB agar segera mengevaluasi kegagalan ini. Bila perlu dibentuk pula tim investigasi untuk mengetahui penyebab sebenarnya.

Salah satu indikasi politik kayu yang membuat partai-partai pengusung Khofifah dianggap tidak memenuhi syarat pencalonan, dinilai Muamir sebagai cerminan perilaku para pemimpin politik setempat.

“Keadaan ini mengingatkan kita pada pola politik kayu saat Gus Dur dijegal jadi capres dan PKB sebagai kaki politik NU diobrak-abrik dan dilumpuhkan hingga turun hampir 70 persen pada pemilu lalu,” ujar Muamir.

 

Bila kesalahan ini dibiarkan terus terjadi, ia khawatir nilai demokrasi akan kehilangan sukma dan runtuh. Produk-produknya, imbuh Muamir, baik eksekutif maupun legislatif pun semu.

"Kepemimpinan yang dihasilkannya pun semu alias palsu,” tegas mantan orang dekat Gus Dur ini.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement