REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jajak pendapat kembali menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden ideal.
Survei yang dilakukan Institute for Transformation Studies (Intrans) menempatkan Jokowi sebagai capres 'ndeso' yang paling diinginkan.
"Ndeso itu atribut yang diartikan responden sebagai sifat merakyat. Jadi Jokowi sama dengan rakyat, sama dengan ndeso," kata Direktur Intrans, Saiful Haq saat memaparkan hasil survei di Cikini, Jakarta, Ahad (14/7).
Survei Intrans berbeda dengan jajak pendapat yang dilakukan lembaga survei lainnya. Pasalnya, survei tersebut dilakukan dengan metode kualitatif.
Atribut yang digunakan dalam survei, menurut Saiful muncul dari pilihan terbanyak responden. Sebanyak 150 responden yang terdiri dari kelompok ormas buruh, petani, nelayan, kalangan profesioal, mahasiwa hingga opinion leader menentukan atribut penilaian terhadap kandidat yang dimunculkan.
Survei iu dielaborasi dengan tiga variabel, yakni persepsi, afektif, dan preferensi. Dari ketiga variabel itu muncul atribut sseperti cerdas, berpengalaman, bersih, tegas, jujur, teruji, hingga keharmonisan dalam rumah tangga.
Meski nama Jokowi tidak selalu menempati urutan teratas yang dipilih dari setiap atribut dan variabel. Tetapi Jokowi selalu menjadi pilihan utama hampir pada seluruh penilaian yang didiskusikan responden.
"Diyakini bila Jokowi maju pada pilpres 2014, ia akan menangkan kursi presiden secara mutlak dan meyakinkan," jelas Saiful.
Pengamat politik UGM, Arie Sudjito menilai sosok Jokowi memang salah seorang politisi muda yang paling banyak diinginkan. Tetapi, menurutnya politisi muda tidak hanya sebatas Jokowi saja. Bila partai politik fokus pada pemilih mengambang yang jumlahnya paling banyak, sosok pemimpin muda lainnya bisa diusung.
"Tokoh muda yang hebat itu banyak, bukan tidak ada. Tetapi belum berani muncul, sedangkan yang ada dalam partai cenderung tenggelam karena kompromi politik," ungkapnya.
Survei Intrans digelar selama tiga bulan dari Mei hingga Juli 2013. Dengan melibatkan 150 responden. Melalui metode forum gorup discussion (FGD) yang mendalam. Atribut penilaian sepenuhnya berasal dari responde. Pengurutan kandidat didapatkan setelah diskusi dilakukan.