Ahad 14 Jul 2013 22:50 WIB

Disperindagsar Kaltim Antisipasi Makanan Kedaluwarsa

Sidak makanan kedaluwarsa/ilustrasi
Foto: pinoyexpat.net
Sidak makanan kedaluwarsa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelola Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, meningkatkan pengawasan terhadap barang, khususnya makanan dan minuman selama Ramadhan. Ini karena biasanya tingkat konsumsi masyarakat meningkat.

"Saat ini belum ditemukan barang kedaluwarsa. Kalau ada ditemukan, nanti kami sampaikan dan minta untuk ditarik. Tapi nanti tiga hari berikutnya kami cek lagi. Kalau masih ada, maka pedagangnya akan kami beri teguran," kata Kepala Disperindagsar Kotawaringin Timur (Kotim) Mudjiono di Sampit, Minggu.

Pengawasan barang, khususnya makanan dan minuman dilakukan secara rutin oleh Disperindagsar. Tujuannya adalah untuk memastikan semua barang yang dijual di toko atau swalayan di daerah ini aman untuk dikonsumsi masyarakat.

"Pertengahan Ramadhan biasanya ada pemeriksaan terpadu dari Kemenag terkait halal, Balai POM, Dinkes dan Disperindagsar terkait tanggal kedaluwarsa serta kandungan zat berbahaya, serta melibatkan instansi lainnya," kata Mudjiono.

Pemeriksaan menjelang Lebaran biasanya mulai ditingkatkan pada dua pekan sebelum lebaran. Pasalnya, saat itu biasanya pedagang mulai ramai-ramai menjual parsel lebaran yang berisi berbagai aneka makanan dan minuman sehingga harus diperiksa.

Mudjiono menyebutkan tingkat kerawanan ditemukannya barang kedaluwarsa justru ada pada pedagang besar atau swalayan. Mengingat, mereka biasanya mempunyai stok dalam jumlah besar sehingga tidak menutup kemungkinan ada yang kedaluwarsa.

Mudjiono mengingatkan pedagang agar tidak menjual barang yang hampir dan sudah kedaluwarsa. Selain melanggar aturan, tindakan itu juga mengancam keselamatan nyawa konsumen yang mengonsumsinya.

"Kalau sanksi dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen itu kan dendanya bahkan sampai Rp 1 miliar, tapi kita upayakan pembinaan dulu. Makanya pedagang jangan berspekulasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement