Ahad 14 Jul 2013 10:55 WIB

Patroli Khusus Harimau Sumatra Hanya Perlambat Kepunahan

Harimau Sumatra
Harimau Sumatra

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Polhut khusus Patroli Harimau Sumatra di Taman Nasional Kerinci Seblat (PHS-TNKS) mengungkapkan bahwa Program "Patroli Sapu Jerat" adalah bentuk upaya pelestarian atau memperlambat proses kepunahan harimau itu.

"Sebenarnya segala upaya telah kita lakukan, termasuk program tetap tahunan patroli yang digelar setiap Ramadhan dengan sandi 'Patroli Sapu Jerat' untuk memperlambat proses kepunahan satwa langka maskot Sumatera ini," kata manajer lapangan PHS-TNKS Dian Risdianto di Jambi, Ahad (14/7).

Menurut dia, jika menilik dari jumlah populasi harimau Sumatra (pathera tigris sumatrae) yang semakin berkurang selama satu dekade belakangan ini hanya menyisakan antara 100 hingga 200 ekor saja di dalam kawasan TNKS. "Jumlah tersebut sudah masuk zona garis merah atau di ambang kepunahan yang sudah pasti akan terjadi," katanya.

Ia mengatakan, harimau adalah hewan individual yang memerlukan areal hidup yang luas. Hal tersebut tidak sebanding dengan luas kawasan hutan yang kini tersisa terus menyusut tidak terkecuali di kawasan TNKS. Hal lainnya adalah karena hewan ini sangat selektif dalam perkembangbiakannya.

Dian menambahkan setiap harimau akan dapat mendeteksi keberadaan individu harimau lainnya yang dijumpainya apakah termasuk keluarganya atau bukan hanya dari mengenali corak loreng di tubuh atau mengenali aroma tubuh. Selain itu, guna mendapatkan pasangan yang sesuai maka di alam lepas seekor harimau jantan akan memiliki wilayah jelajah hingga 50 km persegi, sementara harimau betina memiliki teritorial setiap ekornya sekitar 20 km persegi.

Karena itulah, apa pun upaya yang dilakukan untuk pelestarian dalam kondisi yang sudah kritis ini hanyalah usaha untuk memperlambat proses kepunahan satwa itu saja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement