Kamis 11 Jul 2013 22:29 WIB

Didukung, Kajian Subsidi Tetap BBM

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Djibril Muhammad
 Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) I Kadek Dian Sutrisna Artha mengapresiasi rencana pemerintah yang tengah mengkaji pemberian subsidi tetap kepada bahan bakar minyak bersubsidi. 

"Idenya bagus. Menurut saya ini sharing cost, tidak full pemerintah. Ada bagian yang harus ditanggung oleh masyarakat," ujar Artha kepada Republika, Kamis (11/7). 

Menurut Artha, pemberian subsidi tetap secara definisi berarti besaran subsidi yang diberikan kepada setiap liter BBM bersifat tetap dan terus-menerus.

Apabila nantinya terdapat gejolak di pasar seperti pada nilai tukar rupiah, lifting minyak dan volume konsumsi, jelas akan berimbas pada harga yang harus dibayarkan masyarakat.

Artha mengatakan dalam kajian pemberian subsidi tetap perlu mempertimbangkan perkembangan perekonomian, misalnya pendapatan masyarakat per kapita. "Jadi, sifatnya dinamis," kata Artha. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement