Kamis 11 Jul 2013 16:45 WIB

Banjir di Musim Kemarau, Ratusan Warga Mengungsi

Rep: Eko Widyanto/ Red: A.Syalaby Ichsan
banjir ilustrasi
Foto: antara
banjir ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Tidak kurang dari 270 jiwa korban banjir di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, masih berada di pengungsian. Mereka yang berasal dari empat desa di Kecamatan Sidareja tersebut, tersebar di tiga lokasi pengungsian.

Hingga Kamis (11/7), rumah mereka masih terendam banjir yang melanda desa mereka sejak beberapa hari terakhir. Pengungsi masih berada di pengungsian, seperti di aula Koramil Sidareja dan Pendopo Kecamatan Sidareja.

"Namun hari ini, genangan sudah mulai surut sekitar 15 cm, sehingga ada sebagian warga yang mulai membersihkan rumah-rumah mereka,'' jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Teguh Sunarko, Kamis (11/7).

Dia menyebutkan, pengungsian warga ini terjadi sejak Selasa (9/7) malam. Hujan yang terus- menurus kawasan tersebut sejak pagi hingga malam hari, menyebabkan kawasan yang biasa dilanda banjir pada musim penghujan, terpaksa mengungsi.

''Daerah ini, memang merupakan daerah rawan banjir. Namun biasanya, banjir terjadi pada musim penghujan. Nah, sekarang ini kan sudah musim kemarau. Ternyata hujan yang terjadi pada musim kemarau ini juga bisa menyebabkan banjir,'' katanya.

Dia menyebutkan, jumlah warga yang mengungsi mencapai sekitar 270 jiwa. Umumnya pengungsi adalah dari kalangan perempuan dan anak-anak.

Sedangkan laki-laki dewasa, masih ada yang bertahan untuk menjaga rumah mereka.Meski air sudah mulai surut, namun genangan air banjir masih cukup tinggi mencapai 0,5 meter. Sedangkan di areal pekarangan dan persawahan, masih mencapai sekitar 1 meter.

''Penyurutan genangan air memang berlangsung lambat karena sampai Kamis (11/7) ini, hujan masih saja sering turun,'' jelasnya. Mengenai kerugian, untuk  sementara ini kerugian material yang dialami warga diperkirakan mencapai Rp 421 juta.

Kerugian tersebut akibat kerusakan lahan pertanian yang rusak akibat terendam banjir. Menurut Teguh, pihaknya telah memberikan bantuan berupa beras sebanyak 1 ton dan beserta lauk-pauk kepada para pengungsi dan keluarganya.

Bahkan untuk menambah stok yang ada, dinas sosial akan mengirim roti kring 30 pak dan ikan kaleng 180 kaleng. Sementara dalam upaya antisipasi penyakit akibat banjir, pihaknya juga sedang melakukan pemriksaan ksehatan pengungsi oleh Puskesmas setempat.

Hanya saja, seorang pengungsi Marniah (54), mengatakan, warga di pengungsian kesulitan untuk memasak, terutama pada saat sahur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement