REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus ledakan gas elpiji tiga kilogram akhir-akhir ini kembali marak terjadi di Kabupaten Sukabumi. Dampaknya, empat orang warga di dua kecamatan mengalami luka bakar.
Pertama, ledakan gas melon terjadi di Kampung Nagrak Cikaung RT 04 RT 02 Desa Babakan Panjang, Kecamatan Nagrak, Ahad (7/7). Dalam peristiwa itu sebanyak tiga orang warga sekeluarga mengalami luka bakar.
Terakhir, ledakan gas menyebabkan seorang warga di Kampung Kerenceng RT 01 RW 04 Desa Pondokasotengah, Kecamatan Cidahu, mengalami luka bakar, Rabu (10/7).
Rata-rata penyebab terjadinya ledakan diduga adanya kebocoran tabung atau selang regulator gas. "Maraknya kasus ini menjadi perhatian pemkab," ujar Petugas Pengawas Barang dan Jasa (PPBJ) Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi Memed Jamaludin, Kamis (11/7).
Oleh karena itu ke depan petugas akan memperketat pengawasan perdagangan gas elpiji tiga kilogram yang ada di pasaran.
Upaya pemantauan, kata Memed, dengan memeriksa kelaikan tabung yang ada di distributor, pangkalan maupun kios. Hal ini untuk menekan peredaran gas melon yang tidak layak dan membahayakan masyarakat.
Jika ada yang rusak, maka gas tersebut harus segera ditarik dari pasaran.
Selain itu, terang Memed, Diskoperindagsar akan menggiatkan sosialisasi penggunaan tabung gas elpiji secara benar dan aman kepada masyarakat luas. Diharapkan, warga semakin paham menggunakan gas secara baik agar terhindar dari terjadinya kebocoran.