REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan merehabilitasi dan rekonstruksi gedung sekolah dan ruang kelas yang rusak akibat gempa 6,2 skala Richter yang mengguncang Aceh.
Rencananya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan pembersihan lahan dan penyediaan lokasi baru bagi sekolah yang harus dipindahkan.
Mendikbud Mohammad Nuh menjelaskan, berdasarkan data sementara dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam per 7 Juli 2013, terdapat 372 gedung sekolah yang rusak dan 1.380 ruang kelas yang rusak.
Konstruksi yang digunakan pun merupakan konstruksi tahan gempa. “Dirombak dan desainnya menggunakan desain sekolah aman,” ujar Nuh, Rabu (10/7).
Ia mengatakan, ada beberapa bentuk bantuan dari Kemdikbud. Pertama, bantuan untuk pemenuhan kebutuhan siswa, seperti buku dan alat tulis, tas, seragam, dan sepatu.
Bantuan tersebut akan segera dipersiapkan. Kedua, Kemdikbud akan menyediakan sarana pendidikan darurat untuk menjamin proses belajar mengajar tetap dilakukan, yaitu dengan memanfaatkan fasilitas tenda darurat dan bangunan sementara sebagai pengganti sementara ruang kelas.
Kemendikbud berencana menyediakan tenda darurat sebagai pengganti sekolah sebanyak 452 unit dan ruang belajar sementara sebanyak 824 ruang. Kemendikbud juga akan memberikan bantuan rehab rumah sementara kepada guru-guru.
Berdasarkan laporan yang diterima Mendikbud, terdapat 500 guru yang kehilangan tempat tinggal. Sedangkan untuk pemulihan psikis siswa karena trauma gempa, Kemdikbud telah mengirimkan psikolog.