Jumat 05 Jul 2013 21:08 WIB

HMI: Ada Gerakan Gantikan Ideologi Pancasila

Pancasila (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Pancasila (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Badko HMI Sumbar Reno Fernandes menilai Pancasila mulai terabaikan dan bahkan ada gerakan membentuk ideologi baru yang melemahkan kekuatan dasar negara tersebut.

"Berbagai kelompok ideologi berupaya melemahkan kekuatan Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup berbangsa dan bernegara, termasuk dari gerakan fundamentalis agama," kata dia pada diskusi panel bertema "Masih Saktikah Pancasila" di Kampus Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang (UNP), Jumat (5/7).

Untuk itu, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumbar mencoba mewujudkan suatu implementasi mendasar serta membangkitkan sekaligus penguatan semangat nasionalisme kebangsaan terutama di tataran generasi muda.

Guru Besar UNP, Azwar Ananda menegaskan Pancasila masih sakti dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Namun, kondisi saat ini bangsa Indonesia hanyut dengan arus globalisasi yang berideologikan kapitalisme dan liberalisme.

Menuru dia, ideologi kapitalisme dan liberalisme termasuk keberadaan ideologi komunisme dan sosialisme, golongan agama yang fanatisme dan radikal, serta paham-paham lain yang bertentangan dengan Pancasila menjadi musuh bangsa Indonesia dalam menjaga eksitensi falsafah Pancasila.

"Untuk itu kita harus kembali ke ideologi Pancasila yang merupakan konsensus nasional 18 Agustus 1945 dan Pancasila dapat diterima dalam mempersatukan elemen bangsa Indonesia yang bersifat majemuk," ujar Azwar.

Sedangkan Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Sejarah UNP, Hendra Naldi mengungkapkan, Indonesia dalam efouria alam reformasi perlahan melupakan Pancasila, akibat distorsi nilai-nilai Pancasila di era orde baru.

Menyikapinya, kata dia, saat ini anak bangsa perlu kembali menggapai arti penting ideologi Pancasila dan meluruskan perpektif paranoid yang salah mengenai konsep Pancasila.

Restorasi konsep ideologi Pancasila, terang dia, merupakan solusi yang paling penting, daripada memaksakan rumusan baru yang membuat generasi muda semakin pusing dengan tujuan negara ini. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement