Jumat 05 Jul 2013 11:30 WIB

Anak-Anak Korban Gempa Aceh Alami Trauma

  Sejumlah warga berhamburan keluar rumah menyusul gempa bumi di desa Lampahan, Bener Meriah, Aceh, Selasa (2/7).
Foto: Antara/Syahrol Rizal
Sejumlah warga berhamburan keluar rumah menyusul gempa bumi di desa Lampahan, Bener Meriah, Aceh, Selasa (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter yang terjadi di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, Provinsi Aceh menyisakan trauma bagi anak-anak korban gempa di sana.

"Kalau ada gempa susulan, Syifa lari ketakutan dan mukanya pucat," kata salah seorang warga Cekal Kabupaten Bener Meriah Ruhdi Muharram yang dihubungi dari Jakarta, Jumat (5/7).

Syifa adalah anak pertama Ruhdi yang berusia empat tahun. Saat gempa bumi terjadi ia sedang berada di dalam rumah dan berhasil diselamatkan. Meskipun tidak mengalami luka-luka, namun trauma akibat gempa bumi masih dirasakan.

Hal senada disampaikan Syafrianda Selian, warga Pinangan Paya Tumpi Kabupaten Aceh Tengah. Anak keduanya Icha yang berusia tujuh tahun juga trauma terhadap gempa yang meluluhlantakkan dua kabupaten di dataran tinggi Gayo itu.

"Icha masih menangis kalau terjadi gempa susulan, bahkan kadang dalam tidurnya dia juga terbangun tiba-tiba meskipun tidak terjadi gempa," ungkap Syafrianda.

Hingga saat ini penanganan darurat gempa bumi di Bener Meriah dan Aceh Tengah masih terus dilakukan dengan fokus utama melakukan upaya pencarian dan evakuasi serta penyelamatan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi dan pelayanan kesehatan.

Data sementara korban gempa tercatat 30 orang meninggal dunia, 12 orang hilang dan 275 orang luka-luka dengan perincian di Bener Meriah 12 meninggal dunia dan 109 luka-luka, sedangkan di Aceh Tengah 18 orang meninggal dunia, 12 orang hilang, dan 166 luka-luka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement