Rabu 03 Jul 2013 20:16 WIB

Masih Ada Sopir Bandel Permainkan Tarif Angkot

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Angkutan kota  (Ilustrasi)
Foto: Tahta Adilla/Republika
Angkutan kota (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG – Setelah tiga hari pemberlakuan kenaikan tarif angkutan kota (angkot)wilayah Bandar Lampung, Rabu (3/7), para sopir angkot masih bandel dan memberlakukan tarif sepihak kepada penumpang sebesar Rp 3.000 jauh-dekat.

Wali Kota Bandar Lampung Herman HN padahal sudah mengancam akan mencabut izintrayek angkot yang tidak mematuhi kesepakatan bersama. Darip enuturan penumpang angkot, Rabu (3/7), sopir angkot jurusanTanjungkarang-Kemiling, Tanjungkarang-Sukaraja, dan Tanjungkarang-Wayhalim,serta Tanjungkarang-Rajabasa, masih memberlakukan tarif angkutan sebesar Rp3.000. 

MenurutFathi, warga Kemiling, ia masih diminta ongkos Rp 3.000 dan di dalam mobilnya tidak ada stiker dari pemerintah soal kenaikan ongkos yang sudah disepakati bersama. “Saya masih diminta Rp 3.000 bukan Rp 2.500,” katanya.

Sopir angkot Tanjungkarang-Sukaraja, mengaku tidak mematuhi keputusan yang dikeluarkan pemkot Bandar Lampung, karena tarif Rp 2.500 sangat menyulitkansopir memberikan uang kembali sebesar Rp 500.

“Cari Rp 500 susah, dan lagian tanggung uang gopek tersebut,” tutur Wardian, sopir angkot. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandar Lampung akan memberikan sanksi kepada sopir angkot, bila masih menarik ongkos Rp 3.000 kepada penumpang.

Saat ini, aparat Dishub masih menyosialisasikan tarif baru dengan memasang stiker di dalam mobilangkot. Kepala Dishub Kota Bandar Lampung, Rifa’i mengatakan setelah ada stiker dipasang dalam angkot, tidak ada lagi yang memberlakukan tarif lain selain Rp 2.500 perpenumpang untuk jangkauan jauh – dekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement