REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga syiah asal Madura menumpahkan curahan hatinya kepada mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Warga syiah tersebut meminta JK agar membantu memulangkan mereka ke permukiman asalnya.
Media Officer JK, Husain Abdullah mengatakan usai syuting sebuah program acara televisi yang berlangsung di Universitas Al Azhar, Jakarta , Selasa (2/7), Rosyid, seorang warga syiah asal Madura menghampiri JK.
Menurut Husain, warga yang masih tinggal di pengungsian itu mengatakan sangat ingin segera kembali ke rumahnya yang semula dan butuh perlindungan aparat agar ada rasa aman. Mereka bahkan berharap bantuan JK untuk difasilitasi bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Mereka berharap masa pengungsiannya segera diakhiri," kata Husain.
Kepada JK, Rosyid dan sejumlah warga syiah yang diundang sebagai narasumber di acara tersebut menyampaikan bahwa semua pihak sudah mereka temui. Dengan logat Maduranya yang kental, Rosyid mengatakan tinggal presiden saja yang belum ditemui.
Menanggapi permintaan warga syiah asal Madura itu, JK mengatakan akan mengkomunikasikan hal itu dalam pertemuan dengan SBY pekan ini. JK berjanji akan menyampaikan aspirasi warga tersebut, meskipun dia mengatakan presiden punya banyak kesibukan yang sudah diagendakan.
JK berpendapat toleransi harus dilakukan timbal balik, harus dua arah, dari mayoritas kepada minoritas begitu pula sebaliknya. Bagi JK, Indonesia adalah negeri paling toleran.
"Tengok saja Filipina yang mayoritas Katolik, nanti 2012 mereka menetapkan Hari Raya Lebaran untuk umat Islam yang minoritas," ujarnya.
Dia membandingkan dengan Indonesia di mana semua agama diberi hak dan kebebasan melaksanakan hari rayanya, sejak Indonesia merdeka. Dalam hal pelaksanaan dan pendirian rumah ibadah pun, JK berpandangan, negara menjamin kebebasan beribadah tetapi tidak semua tempat bisa didirikan rumah ibadah.