Selasa 02 Jul 2013 15:55 WIB

Soal Narkotika, Pemerintah Harus Tekan Malaysia

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Dewi Mardiani
Ketua Prisidium Indonesian Police Watch, Neta S Pane (kiri)
Foto: Republika/Tahta Adilla
Ketua Prisidium Indonesian Police Watch, Neta S Pane (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masuknya narkotika senilai Rp 12 miliar dari Malaysia melalui Medan mengundang rekasi sejumlah pengamat. Indonesian Police Watch (IPW) menegaskan agar Indonesia menekan pemerintah Malaysia terkait narkotika.

''Ini bukan sekali terjadi,'' kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Selasa (2/7). Neta mengatakan, narkotika yang masuk melalui Malaysia melalui jalur laut ke Medan selalu dalam 'partai besar'. Pemerintah diminta mengingatkan Pemerintah Malaysia agar membasmi jaringan narkoba di negaranya. ''Kan parah kalau terus menerus mengirim narkoba ke Indonesia,'' katanya.

Pihak kepolisian juga harus memerkuat intelijennya sehingga bisa bersikap tegas, tepat dan cepat menciduk jaringan narkoba dari Malaysia. Ini dinilai agar Indonesia tidak terus menerus menjadi ladang narkotika dari mafia narkoba negara tetangga.

Di lain hal, pemerintah patut mencermati secara serius terkait pengiriman narkotika dari Malaysia ke Indonesia. Neta mengatakan, ini tidak sekadar sebagai bisnis ilegal para mafia narkotika. Namun, dapat dilihat sebagai bagian "perang intelijen" negara tetangga untuk menghancurkan Indonesia.

Indikasi ini bisa terlihat dari aksi teror bom yang dibawa masuk warga Malaysia ke Indonesia, yakni Noordin M Top. Alasan yang dipakai Noordin menebar teror adalah untuk menghancurkan kepentingan Amerika atau negara-negara di Barat.

Menurut Neta, kenapa Noordin tidak menebar teror di negaranya saja. "Memangnya di negaranya tidak ada kepentingan Amerika? Ini kan pelemahan mental bangsa,'' katanya. Sekarang narkotika dalam jumlah besar terus menerus dikirim ke Indonesia dengan menggunakan nelayan tradisional. ''Penyebaran narkotika sangat efektif untuk menghancurkan generasi muda bangsa,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement