REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Indonesia adalah surga bagi perokok. Populasi perokok aktif di Indonesia menempati urutan ketiga tertinggi di dunia.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 65,1 persen dari penduduk usia produktif.
Yang memprihatinkan, 78 persen dari jumlah perokok ini merupakan kelompok usia 19 tahun, yang di dalamnya termasuk kalangan pelajar. Karenanya, banyak pihak di Indonesia yang mencoba mengendalikan jumlah perokok ini. Baik melalui kampanye antirokok hingga membatasi asap rokok di ruang publik.
Di dunia pendidikan, merokok dipandang sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja. Karena perokok yang sembarangan bertentangan dengan norma edukatif. Merokok di usia remaja juga akan menyumbang dampak buruk bagi kesehatan.
Guna membatasi perokok di kalangan pelajar, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menggelar kampanye antirokok melalui lomba drama ‘Penanggulangan Dampak Rokok bagi Pelajar’. Lomba ini dikhususkan bagi para pelajar SMA/ SMK se-Jawa Tengah.
Kepala Dinas Pendidikan Jateng, Nur Hadi Amiyanto, melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Drs Teguh Winarno mengatakan, biasanya perokok pertama kali menghisap saat remaja dan terus hingga dewasa. “Inilah yang jadi penyebab menjadi perkokok berat,” ujarnya, Selasa (2/7).
Karenanya, Dinas Pendidikan memiliki kewajiban moral untuk berperan aktif melakukan penanggulangan rokok dengan gerakan antirokok yang harus dimulai di kalangan pelajar. Sebab, merokok juga berdampak merusak moral anak bangsa.
Dalam rokok, jelasnya, terkandung lebih dari 4.000 zat dan 2.000 zat, di antaranya membahayakan bagi kesehatan tubuh. Selain membahayakan bagi yang menghisap, rokok juga membahayakan bagi orang lain yang tidak sengaja menghirup asap rokok.
Untuk itu Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, berupaya melakukan kegiatan positif bagi pelajar agar terhindar dari rokok. Seperti kegiatan lomba poster antirokok, drama dan cerdas cermat antirokok. Harapannya peserta dapat berkembang optimal, sehingga tercipta sekolah yang bersih dari pengaruh sosial yang kurang baik.
“Semoga lomba ini bisa bermanfaat bagi siswa dan juga bagi guru agar bisa termotivasi untuk bersama-sama menanggulangi bahaya rokok. Tujuannya untuk menumbuhkan budaya tidak merokok demi kesehatan bersama,” lanjutnya.
Lomba drama ini, bahaya merokok ada 35 kelompok dari SMA/SMK se- Provinsi Jawa Tengah. Peserta lomba bebas memilih naskah cerita ataupun naskah yang ditulis sendiri sesuai dengan tema yang diberikan panitia.