Sabtu 29 Jun 2013 20:01 WIB

Pengamat: PDIP Harus Pasangkan Jokowi dengan Sosok Seperti Hatta

Jokowi dan Megawati
Foto: Antara/Haryo Setyaki
Jokowi dan Megawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah lembaga survei memprediksi Pemilu 2014 akan dikuasai empat partai politik, yakni PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, dan Demokrat.

"Keempat partai itu akan menguasai sekitar 50-65 persen suara pemilih," ujar Direktur Eksekutif Institute for Transformation Studies, Andi Saiful Haq, Sabtu (29/6).

Artinya, kata dia, delapan parpol peserta Pemilu 2014 lainnua harus berbagi sekitar 30 persen suara. 

Menurut Andi Saiful Haq, PDIP dan Partai Demokrat memiliki peluang untuk berkoalisi. "Tapi jika PDIP tidak bisa menggandeng Demokrat atau Gerindra, pilihannya harus ke Golkar. Agar ada perimbangan kekuatan partai koalisi dan oposisi," tuturnya. 

 

Ia menilai hal itu  sebenarnya positif bagi kemajuan demokrasi di Indonesia. Sebab, kata Andi Saiful Haq, akan ada koalisi pemerintahan dan oposisi yang sederhana dan efektif. 

"Dan ini membuat demokrasi akan berjalan lebih stabil hingga 2019," ungkapnya.

Untuk menggandeng Golkar, dia mengakui, ganjalannya ada pada figur Aburizal Bakrie, ketua umum yang sudah ditetapkan sebagai calon presiden. 

Karena itu, PDIP, yang diyakininya akan mengusung Joko Widodo, harus mencari tokoh Golkar lainnya untuk dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Tokoh (Golkar) ini tentu harus punya karakter yang cukup kuat. Karena punya dua tugas berat sekaligus, mendampingi Jokowi dan memenangkan Munas Golkar 2015," ungkapnya.

Menurutnya, tokoh Golkar yang harus dibidik PDIP dan Jokowi itu harus berkarakter Proklamator RI Mohammad Hatta. 

Karena kata Andi Saiful Haq, pasangan paling ideal dalam politik nasional adalah Sukarno-Hatta. Sukarno berasal Jawa, nasionalis, mengurus urusan dalam negeri sampai ke hati rakyat Indonesia.

"Sementara Hatta non-Jawa, diplomasi luar negerinya sangat kuat, disegani karena inteletualitasnya, dan juga orang yang sangat humanis. Mungkin figur Bung Hatta inilah yang harus ditemukan," tandasnya.

Pentingnya PDIP dan Jokowi menggaet tokoh Golkar disampaikan Jeffrie Geovanie sebelumnya. Agar, lanjut Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS) itu, agar memiliki dasar mengambil-alih Golkar pada Munas 2015 dan kemudian berkoalisi dengan PDIP. 

"Kalau itu terjadi, partai penguasa pasca 2014 adalah PDIP didukung Golkar dengan partai penyeimbang pemerintahan yang dipimpin Demokrat. Kita lihat saja tidak lama lagi, satu tahun lagi," tutur Jeffrie.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement