Sabtu 29 Jun 2013 13:55 WIB

Lima Ribu Sembako Murah Ditebar di Pasar Murah IKA UII

Rep: Heri Purwata/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang pembeli mengambil sebungkus minyak curah yang dijual di pasar. Minyak, salah satu item sembako, juga mengalami kenaikan harga setelah pemerintah memangkas subsidi BBM.
Foto: ANTARA
Seorang pembeli mengambil sebungkus minyak curah yang dijual di pasar. Minyak, salah satu item sembako, juga mengalami kenaikan harga setelah pemerintah memangkas subsidi BBM.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) gelar bakti sosial dengan pasar murah di Kampus UII dan Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman.

Ada 5.000 paket sembilan bahan pokok (Sembako) yang dijual dengan harga diskon dari sepertiga hingga dua per tiga harga normal.

Pasar murah ini dihadiri Ketua Umum IKA UII, Moh Mahfud MD;  Deputi Gubernur Bank Indonesia,  Halim Alamsyah; Rektor UII Edy Suandi Hamid. Paket sembako ini diperuntukan bagi masyarakat kurang mampu di sekitar kampus dan korban Merapi yang menempati Huntap.

"Pasar murah ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat yang baru saja terkena dampak kenaikan BBM dan menghadapi Bulan Rmadhan," kata Edy Suandi Hamid di Yogyakarta, Sabtu (29/6).

Dijelaskan Edy, pasar murah ini digelar untuk memperingati Milad UII ke 70. Pasar murah ini juga didukung Sinar Mas Group dengan mensuplai 5.000 liter minyak goreng.

Bazaar minyak goreng murah digelar di Kampus Terpadu UII, Kaliurang dan Hunian Tetap (Huntap) Pagerjurang.

“Kegiatan hari ini merupakan bagian dari rangkaian bazaar yang kami lakukan untuk mengantisipasi gejolak harga jelang bulan Ramadhan, sekaligus sebagai bentuk //corporate social responsibility// perusahaan karena salah satu pilar usaha kami adalah produsen minyak goreng,” ungkap Managing Director Sinar Mas, G Sulistiyanto.

Sinar Mas mengalokasikan sebanyak 5.000 liter minyak goreng seharga Rp 9.000 per liter. Harga normal di pasaran berkisar Rp 13-14 ribu per liter.

“Kami berupaya membangun keberlanjutan usaha berlandaskan harmonisasi aspek sosial, lingkungan dan ekonomi. Langkah industrialisasi tidak dapat melupakan aspek sosial. Bazaar minyak goreng yang rutin kami gelar adalah sebagian dari upaya kami dalam aspek sosial,” tambah Sulistiyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement