REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU--Dana untuk memadamkan titik-titik kebakaran lahan pemicu bencana kabut asap akan ditambah setelah sebelumnya habis Rp25 miliar. Rencana penambahan itu ditegaskan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Belum pasti berapa anggaran tambahan nantinya, tetapi yang jelas akan disesuaikan dengan kebutuhan. Saat ini dibutuhkan tambahan fasilitas seperti dua helikopter dan dua pesawat," kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Dody Ruswandi di Pekanbaru, Jumat (28/6).
Penambahan dana dan fasilitas tersebut, kata dia, terkait adanya perintah untuk mengatasi persoalan kabut asap di Riau secepatanya. "Upaya tanggap darurat ini tentunya harus didukung dengan anggaran yang memadai," katanya.
Ia mengatakan, waktu yang diberlakukan untuk kondisi tanggap darurat kebakaran lahan dan bencana kabut asap ini adalah 30 hari dan telah berjalan selama satu pekan.
Tidak hanya memadamkan titik-titik api, demikian Dody, namun juga upaya memantau sisa-sisa kebakaran lahan yang sebelumnya telah berhasil dipadamkan.
"Jadi memang upaya yang dilakukan adalah percepatan dalam pemadaman titik kebakaran lahan, dan juga upaya mencegah agar kebakaran tidak lagi terjadi," katanya.
Dody mengatakan, pihaknya juga berencana menambah dua helikopter jenis Bolcow untuk membantu memadamkan kebakaran lahan di Provinsi Riau.
"Dalam satu pekan ke depan dua helikopter Bolcow itu akan tiba di Pekanbaru. Helikopter ini akan membantu memadamkan api dengan menggunakan bom air," katanya. Helikopter Bolcow merupakan helikopter berbadan besar yang mampu mengangkut bom air berkapasitas maksimum 5.000 liter.
Sebelumnya, BNPB sebagai koordinator dalam penanggulangan bencana kabut asap dan kebakaran lahan di Riau, telah menyiapkan dua helikopter berkapasitas angkut 500 liter.
Kemudian ada tambahan lagi dua helikopter milik SAR TNI Angkatan Udara serta empat helikopter bantuan dari perusahaan seperti Sinar Mas dan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
Total helikopter yang membantu upaya memadamkan titik-titik kebakaran lahan di Riau sekitar delapan dan rata-rata bertugas melakukan pemadaman dengan bom air.