REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai 1 Juli 2013, tarif progresif commuterline akan mendapatkan subsidi dari pemerintah. Dengan penerapan tarif progresif ini, harga tiket yang dibayarkan penumpang dipastikan akan lebih murah.
Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Tri Handoyo mengatakan, PT KCJ telah menandatangani kontrak dengan pemerintah pusat untuk public service obligation (PSO) atau subsidi senilai Rp 200 miliar.
"PSO itu untuk periode Juli sampai November," ujar dia dalam konferensi pers di Stasiun Gambir, Rabu (26/6).
Dia menjelaskan, dengan adanya subsidi tersebut, harga tiket progresif saat ini menjadi Rp 2.000 untuk lima stasiun pertama dan Rp 500 untuk setiap tiga stasiun berikutnya. Dengan demikian, tarif termahal untuk jurusan terjauh hanya Rp 5.000.
Sebelum ada subsidi, tarif progresif commuterline adalah Rp 3.000 untuk lima stasiun pertama dan Rp 1.000 untuk setiap tiga stasiun berikutnya.
Tri berharap, adanya subsidi ini dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menaiki transportasi massal yang berbasis rel tersebut. Dia menambahkan, PT KCJ telah memasang target peningkatan jumlah penumpang sebanyak 30 ribu per hari setelah adanya subsidi ini.
Untuk merealisasikan target tersebut, lanjut Tri, pihaknya juga akan menambah jumlah kereta. Tahun ini PT KCJ akan mengimpor 180 rangkaian kereta bekas dari Jepang yang akan didatangkan secara bertahap. Dia mengatakan, pada Agustus ini, akan datang tiga rangkaian atau 30 unit kereta.
"PT KCJ berharap semakin banyak penumpang yang dapat diangkut sehingga dapat memindahkan beban jalan ke kereta," demikian Tri.