Selasa 25 Jun 2013 12:04 WIB

BBM Naik, Harga Sembako di Depok Meroket

Rep: mg06/Rahmi Suci Ramadhani/ Red: Heri Ruslan
Harga cabai rawit merah di Depok melonjak setelah kenaikan harga BBM pada Jumat (20/6) lalu.
Foto: mg06/Rahmi Suci Ramadhani
Harga cabai rawit merah di Depok melonjak setelah kenaikan harga BBM pada Jumat (20/6) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Jumat (20/6) lalu, harga kebutuhan sejumlah bahan pokok, seperti beras, daging, telur, dan minyak goreng, termasuk sayur-sayuran di Depok ikut mengalami kenaikan.

 

Kenaikan harga paling signifikan terjadi pada cabai dan sayur-sayuran. Di Pasar Kemirimuka, Beji, Depok, besaran kenaikan harga cabai rawit mencapai dua kali lipat.

Harga cabai rawit merah yang semula sekitar Rp 18-20 ribu kini mencapai Rp 45 ribu per kilogram (kg). Sementara cabai rawit hijau naik dari sekitar Rp 15-16 ribu menjadi Rp 30 ribu/kg. Menurut para pedagang, harga cabai rawit merah melonjak semenjak kenaikan harga BBM.

“Biasanya saya membayar ongkos angkut hanya 50 ribu sekarang bisa 75 ribu,” kata Anisa (46), pedagang sayur-sayuran di Pasar Kemirimuka, Selasa (25/6), yang memperoleh pasokan sayur-sayuran dari Pasar Induk Kramat Jati.

Menurut Anisa, harga kemungkinan akan terus naik karena menjelang Ramadhan pada bulan Juli mendatang.

Sementara itu, harga komoditas lain, misalnya cabai merah, tomat, dan sayur-sayuran seperti wortel, kol, dan kentang, telah mengalami kenaikan harga sebelum harga BBM resmi dinaikkan.

Meskipun demikian, harga semakin tinggi pascakenaikan harga BBM. Besaran kenaikan harga rata-rata Rp 1.000 hingga Rp 10 ribu per komoditas. Misalnya, tomat dari Rp 4.000-5.000 menjadi Rp 7.000-8.000/kg, cabai merah keriting dari Rp 20 menjadi Rp 28 ribu, dan kentang dari Rp 6000-7000 hingga mencapai Rp 10 ribu/kg.

Bahan kebutuhan pokok lain, seperti beras, telur, dan minyak goreng juga mulai mengalami kenaikan. Hingga Selasa (25/06) besaran kenaikan harga rata-rata Rp 500 per komoditas.

Harga minyak goreng yang semula di kisaran Rp 9.000 menjadi Rp 11 ribu/kg. Sementara harga telur naik hingga mencapai Rp 21 ribu/kg. Harga telur yang semula Rp 16 ribu/kg telah mengalami kenaikan sejak sebulan terakhir.

Para pedagang sayur-sayuran juga mengeluhkan menurunnya jumlah pembelian masyarakat akibat kenaikan harga. Misalnya Alan, pedagang sayur di Pasar Kemirimuka, mengatakan pembeli mengurangi jumlah pembelian karena harga naik terlalu tinggi.

Papa pembeli cenderung memaklumi kenaikan harga kebutuhan pangan akibat kenaikan harga BBM dan mengatasinya dengan mengurangi konsumsi pangan.

“Caranya jadi lebih irit saja. Lebih hemat, biasa beli sekilo jadi setengah kilo,” kata Asmani, pembeli sayur-sayuran di Pasar Kemirimuka, Selasa (25/6).

Warga Kelurahan Kukusan, Beji, Depok ini berharap, harga kebutuhan pangan tidak terus-menerus mengalami kenaikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement