Selasa 25 Jun 2013 01:57 WIB

Anak Tega Bacok Ayah Hingga Tewas di Sukabumi

Garis Polisi
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Garis Polisi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jajaran Polres Sukabumi menangkap Walidi alias Ayeh, tersangka pembunuh orang tuanya di Kampung Panyairan, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabipaten Sukabumi.

Walidi dituduh membunuh ayahnya, Madseni dengan membacokkan sebilah kapak pada bagian kepala dan leher bagian belakang korban. Akibatnya korban tewas di tempat.

Selain membunuh ayahnya, tersangka juga melukai tetangganya yakni Aris yang mengakibatkan korban mendapat luka bacokan pada bagian lehernya.

"Setelah membunuh orang tuanya, tersangka langsung melarikan diri ke hutan yang tidak jauh dari rumahnya, dan berhasil ditangkap anggota kami. Selain menangkap tersangka kami juga menyita barang bukti baju Madseni dari tangan korban dan saat ini kami masih mencari kapak yang digunakan untuk membunuh bapaknya dan melukai tetangganya," kata Kapolres Sukabumi, AKBP Asep Edi Suheri kepada wartawan, Senin.

Menurut Edi, modus yang dilakukan tersangka tersebut dari pengakuannya karena mendapatkan bisikan gaib. Selain itu, diduga tersangka juga mengalami gangguan jiwa, dan rencananya dalam waktu dekat ini pihaknya akan mendatangkan dokter spesialis kejiwaan.

Dari hasil penyelidikan, tersangka mengaku tega membunuh orang tua kandungnya tersebut karena sering dimarahi dan dianiaya oleh bapaknya tersebut.

"Kasus ini masih kami kembangkan, apakah tersangka benar-benar sakit jiwa atau hanya pura-pura saja, maka dari itu untuk mengungkap kasus ini kami mendatangkan dokter spesialis kejiwaan," katanya.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Galih Wisnu Pradipta mengatakan akibat ulahnya tersangka dijerat dengan pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.

"Namun jika ditemukan unsur lainnya dalam kasus ini atau tersangka melakukan pembunuhan ini dengan motif berencana maka ancaman dan pasal yang diberikan akan lebih berat, tetapi kami masih terus melakukan penyelidikan," kata Galih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement