REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah satu helikopter pembom air untuk menanggulangi bencana kabut asap di Riau. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pengeboman air (water bombing) dilakukan dengan menggunakan satu helikopter Collibri TNI AU dan dua helikopter Bolco BNPB.
Helikopter Collibri bertugas untuk melakukan pencarian lokasi titik api. Selanjutnya helikopter Bolco mengangkut air dengan bambi bucket berkapasitas 500 liter sekali angkut yang kemudian dijatuhkan di titik api. Ahad (23/6), pengeboman air dilakukan oleh dua helikopter Bolco di wilayah Mandau. Sebanyak 14 sortie pengeboman dilakukan dengan menjatuhkan total 7.000 liter air pada titik-titik api. "Untuk menambah kemampuan mulai hari ini ditambah satu helikopter untuk pengeboman air," kata Sutopo Senin (24/6).
Sedangkan untuk hujan buatan dilakukan dengan satu pesawat Hercules TNI AU dan satu pesawat Casa 212 BPPT. Memasuki hari keempat sejak digelarnya operasi hujan buatan untuk penanggulangan bencana kabut asap yang terjadi pada Jumat (21/6) lalu, hujan telah turun di beberapa tempat.
Hujan buatan dilakukan dengan cara menaburkan garam dapur (NaCl) pada awan-awan potensial di udara. Tidak ada dampak pencemaran, baik di udara mau pun pada air hujan yang dihasilkan dari hujan buatan. "Syarat utama hujan buatan harus tersedia awan-awan kelas Cumulus," jelas Sutopo.
Hingga hari ini penyebaran garam sudah dilakukan dua kali. Yaitu pada Sabtu (22/6) dengan pesawat Hercules menebarkan dua ton garam di atas wilayah Duri, Dumai, dan Sei Pekning. Hasilnya dilaporkan terjadi hujan di daerah Dumai.
Ahad (23/6), pesawat Hercules melakukan penyebaran garam di atas wilayah Bengkalis dan Dumai. Hasilnya pada sore hari sekitar jam 17.00 terjadi hujan di Dumai. Untuk operasi pemadaman dari udara dikerahkan tiga helikopter Bolco BNPB, satu helikopter Collibri TNI AU, satu pesawat Hercules C-130 TNI AU, dan satu pesawat Casa 212-200 versi rain making BPPT. "Hari ini operasi terus dilanjutkan untuk mengatasi hotspot di Rokan Hilir, Pelalawan dan Bengkalis, Riau," ujar Sutopo.