REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penelitian untuk mendukung konservasi orang utan terus dilakukan. Akademisi tertantang untuk melakukan pengelolaan konservasi orang utan disesuaikan dengan tingkat ancaman dan permasalahan orangutan di habitatnya.
Staf Pengajar Fakultas Biologi Universitas Nasional Tatang Mitrasetia mengatakan sudah cukup banyak penelitian lapangan untuk mendukung kehidupan orangutan. Namun, masih diperlukan banyak penelitian dari disiplin ilmu agar keterancaman orangutan bisa dikurangi.
"Informasi mengenai perilaku, genetik, sevaran geogradi dan perkiraan pipulasi masih sangat diperlukan untuk menunjang manajemen kosnervasi," ujar Tatang, dalam seminar 10 tahunkerjasama penelitian orang utan Unas bekerjasama dengan Universitas of Zurich, Swiss dan Rutgers University New Jesrey, Kamis (20/6).
Menurut dia, konservasi orangutan di Indonesia masih memiliki banyak kendala. Ia mengatakan, penelitian orang utan masih terbatas.
Selain itu masalah penebangan hutan liar, perburuan, perdagangan ilegal menjadi kendala yang cukup serius. Masyarakat juga dinilai belim memiliki apresiasi yang tinggi terhadap keberadaan dan fungsi orang utan di habitatnya.
Rektor Unas El Amry Bermawi Putera mengatakan Indonesia harus lebih fokus dalam menjalin kerjasama untuk riset orangutan maupun kehutanan. Pasalnya, hutan yang luas hanya dimiliki oleh Indonesia dan Brasil. Akademisi di Indonesia, kata dia harus lebih aktif dalam melakukan riset demi kelestarian orang utan dan habitatnya.