Rabu 19 Jun 2013 16:24 WIB

Kabut Asap Ganggu Jadwal Penerbangan dari Batam

Kabut asap. Ilustrasi
Foto: Reuters
Kabut asap. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kabut asap akibat kebakaran hutan di Sumatera mengganggu sedikitnya enam jadwal dari dan ke Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Rabu (19/6).

Kepala Keselamatan Penerbangan Bandara Hang Nadim Indah Irwansyah mengatakan enam penerbangan yang tertunda yaitu Citilink rute Padang-Batam-Pekanbaru, Garuda Indonesia Airlines Batam-Medan-Batam, Lion Air Surabaya-Batam-Surabaya dan Lion Air Batam-Medan-Batam, Lion Air Jakarta-Batam-Jakarta dan Wing Air Batam-Pangkal Pinang.

Selain enam jadwal penerbangan itu, maskapai penerbangan Sky Aviation Pangkal Pinang-Batam-Matak membatalkan jadwal terbang hari ini dengan alasan teknis. "Kalau alasan teknis, bisa macam-macam, belum tentu karena asap," kata dia.

Sementara jadwal penerbangan yang ditunda, Citilink Padang-Batam-Pekanbaru yang seharusnya tiba di Batam pukul 13.00 WIB tertunda menjadi 13.58 WIB dan berangkat ke Pangkalpinang yang semestinya pukul 13.40 WIB menjadi pukul 15.10 WIB.

Garuda Indonesia Airlines Batam-Medan-Batam yang seharusnya tiba di Batam pukul 12.00 WIB tertunda menjadi pukul 12.21 WIB dan kembali ke Medan semestinya pukul 12.45 WIB menjadi pukul 13.21 WIB.

Lion Air Batam-Surabaya-Batam yang seharusnya lepas landas ke Surabaya pukul 14.55 WIB ditunda menjadi 15.22 WIB. Lion Air Batam-Medan Batam yang dijadwalkan terbangpukul 14.47 ditunda menjadi 15.15 WIB.

Kemudian Lion Air nomor penerbangan 371 dari Batam tujuan Jakarta. Di jadwal, seharusnya pesawat berangkat pukul 13.20 WIB, namun baru lepas landas pukul 13.52 WIB dan Wing Air tujuan Pangkalpinang seharusnya pukul 12.25 WIB mundur menjadi 13.13 WIB.

Ia mengatakan berdasarkan pengamatan satelit, saat ini jarak pandang antara 1.500 sampai 2.000 meter, dan itu masih aman untuk pendaratan karena Bandara Hang Nadim memiliki instrumen mendarat yang canggih hingga tetap dapat memandu pesawat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement