Selasa 18 Jun 2013 15:26 WIB

SNMPTN Jangan Diskriminatif Bagi Siswa Madrasah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Mansyur Faqih
Seorang guru sedang mengajar di madrasah (ilustrasi)
Foto: Damanhuri Zuhri
Seorang guru sedang mengajar di madrasah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar tak ada lulusan Madrasah Aliyah (MA) di Yogyakarta yang lolos dalam SNMPTN di Universitas Gajah Mada (UGM) Memunculkan keprihatinan. Termasuk dari Kementerian Agama. "Sistem rekrutmen dan hasilnya harus terbuka agar adil dan tidak memunculkan diskriminasi," kata Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Nur Syam kepada Republika, Selasa (18/6). 

Keterbukaan mekanisme dan hasil ini, tambah dia, penting supaya tidak memunculkan tuduhan dalam proses SNMPTN. Namun, ia yakin UGM dan mungkin perguruan tinggi negeri (PTN) lain tidak ada niat untuk melakukan mengenyampingkan siswa lulusan MA atau mungkin pesantren. 

Tapi, ia tetap meminta transparansi mekanisme dan hasil angka lulusan SNMPTN ini disampaikan. Sehingga bisa menjadi evaluasi terkait kualitas lulusan MA. 

Nur Syam mengaku yakin kalau lulusan MA banyak yang berhasil masuk PTN dengan berbagai seleksi masuk. Apakah SNMPTN, beasiswa unggulan atau tes khusus. Selain itu beberapa madrasah unggulan binaan Kemenag pun sudah menjadi idola orang tua siswa karena hampir sebagian besar lulusan dapat melanjutkan ke PTN.

"Contoh madrasah Insan Cendikia. Madrasah ini banyak menghasilkan kualitas siswa MA yang memenuhi syarat PTN bahkan sampai standar sekolah internasional," katanya. 

Artinya, lanjut dia, tidak ada alasan bila MA dianggap masih belum memenuhi kualitas dan standar kelulusan untuk masuk ke PTN. Ia juga tidak terlalu setuju bila siswa lulusan madrasah mendapatkan porsi khusus untuk masuk ke PTN.

Menurut dia, biarkan siswa lulusan MA masuk PTN dengan mekanisme yang ada tanpa perlu porsi khusus atau seleksi yang berbeda. Dengan tidak adanya keistimewaan siswa lulusan MA ini maka akan membuat lulusan MA punya daya saing dengan siswa lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). "Asalkan PTN juga tetap menyeleksi dengan transparan sesuai dengan aturan yang berlaku," ujarnya.

Sebelumnya, hasil dari SNMPTN siswa yang masuk ke UGM pada tahun ini menunjukkan tidak satupun lulusan dari MA. Bahkan beberapa MA unggulan di Yogyakarta. Termasuk MAN 1 Yogyakarta yang setiap tahunnya memiliki banyak lulusan yang masuk UGM.  Ini membuat kekecewaan para  pimpinan MA di Yogyakarta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement