Selasa 18 Jun 2013 06:05 WIB

Jelang Ramadhan, Mini Market Marak Jual Miras

Rep: Hannan Putra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Minuman Keras
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Minuman Keras

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bulan Suci Ramadhan bakal tiba dalam hitungan jari. Hanya, hari-hari menjelang puasa tak membuat beberapa mini market menyetop minuman keras beralkohol. 

Dari pantauan Republika di beberapa mini market di Jakarta Selatan, ternyata masih saja ada beberapa mini market yang masih menjual minuman beralkohol. Sebut saja sebuah mini market Seven Eleven yang terletak di perempatan Pela Mampang.

Disamping minuman-minuman dingin lainnya, Sevel tersebut juga menyediakan khusus lemari pendingin yang berisi minuman beralkohol. Di dinding kaca terdapat poster berukuran kecil yang mengatakan, “ID Zone, A Good ID is a good Idea!”

Dibawahnya ditulis dengan tulisan kecil, pembeli minuman beralkohol minimal berusia 21 tahun, tidak berseragam sekolah, dan wajib menunjukkan kartu identitas resmi.”

Dibawahnya lagi juga dicantumkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 359/MPP/KEP/10/1997 Tentang pengawasan dan pengendalian produksi impor pengedaran dan penjualan minuman beralkohol.”

Dalam lemari pendingin tersebut terlihat beberapa merk minuman keras seperti : Sparkling Wine, Vodka Mix, Smirnoff, San Miquel, Anker Stout, Guinness, Corona Extra, Heineken. Juga terlihat minuman keras yang cukup terkenal seperti Strevi yang satu botolnya dijual Rp 299 Ribu.

“Kalau yang beli (minuman beralkohol) itu pasti kita mintain KTP, mas. Kalau yang berseragam sekolah pasti tidak bakal kita kasih,” jelas karyawan tersebut kepada Republika, Senin (17/6) malam.

Dari tempat nongkrong diluar mini market memang tak terlihat mereka yang menenggak minuman haram itu. Demikian juga di tempat duduk di dalam. Kebanyakan pengunjung hanya menikmati cemilan dan junkfood yang tak beralkohol.

Republika pun melanjutkan penelusuran ke lantai dua. Ternyata di ruang smooking area yang berada diluar terlihat dua botol minuman keras jenis angker bir. Botol tersebut masih berisi separuh dan berada di sebuah meja yang diduduki dua pasang muda-mudi.

Secara visual, mereka yang duduk tersebut masih berusia sangat belia. Walau tidak memakai seragam sekolah, namun diperkirakan usia mereka masih sangat muda dan kemungkinan berada di bangku kuliah. Ketika Republika ingin berbincang-bincang, mereka sudah memperlihatkan raut wajah tak bersahabat dan tak mau berkomentar.

Akhirnya, Republika kembali melanjutkan bincang-bincang dengan karyawan Sevel. Ketika ditanya, apakah mereka pernah mendapatkan sweeping dari sekelompok pihak tentang penjualan minuman haram tersebut, ia menjawab pernah.

“Biasanya ketika mau masuk bulan puasa sekarang-sekarang ini memang ada sweeping, mas. Kita juga mau tutup buat bir selama puasa,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, beberapa cabang Sevel di beberapa tempat sudah memulai tidak menjual minuman beralkohol. Hal itu dilakukan sebagai penghormatan menyambut bulan suci Ramadhan. Namun di Sevel Mampang sendiri belum memulainya.

“Dosa? Ya bagaimana, Mas. Ini kan tuntutan kerja,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement