Senin 17 Jun 2013 21:13 WIB

Pendemo Tak Mau Bubar, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
  Pengamanan kepolisian dalam aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/6)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pengamanan kepolisian dalam aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan gedung DPR belum juga usai. Saat ini petugas telah memblokade akses masuk menuju gedung parlemen dari dua arah, setelah sebelumnya terjadi kericuhan. Massa pun tidak bisa lagi melempari petasan dan botol kaca ke dalam kantor anggota dewan tersebut.  

Kepolisian lalu menghimbau agar massa segera pulang dengan tertib. "Kami himbau rekan-rekan segera pulang. Kami tidak ingin ada bentrokan," ujar seorang petugas polisi melalui pengeras suara.

Meski sudah berkali-kali dihimbau, massa tetap enggan membubarkan diri. "Jika tidak bubar, kami akan melakukan tindakan. Water canon siapkan, gas air mata siapkan," perintah seorang petugas. 

Saat ini, petugas mulai menembakkan gas air mata ke arah massa agar mereka segera membubarkan diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement