REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nampaknya belum berpengaruh signifikan pada harga bahan pokok di Yogyakarta.
Sebab berdasarkan pantauan Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta harga bahan pokok belum mengalami kenaikan signifikan.
Menurut Kasi Pengawasan Perdagangan Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Sri Harnani, pihaknya sudah melakukan pantauan harga di lima pasar tradisional terbesar di kota tersebut. Kelima pasar ini adalah, Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, Pasar Lempuyangan, Prawirotaman dan Kotagede.
"Dari hasil pantauan, kenaikan signifikan hanya terjadi di telur ayam ras dan tepung terigu saja," ujarnya, Jumat (14/6).
Menurut dia, harga telur ayam ras saat ini mencapai Rp 17.500 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 15 ribu per kilogram di awal Juni lalu. Sedangkan harga tepung terigu naik menjadi Rp 7.400 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 7.150 per kilogramnya.
"Untuk bahan pokok lain kenaikan hanya berkisar antara Rp 50 hingga Rp 100 per kilogramnya," katanya.
Kenaikan telur dan terigu ini kata dia, dipicu permintaan yang naik. Banyak ibu rumah tangga dan pengusaha
mempersiapkan pembuatan kue lebaran sehingga kebutuhan telur dan tepung naik.
Untuk beras kata Sri Harnani, hanya naik rata-rata Rp 50 per kilogram. Gula pasir juga stabil di harga Rp 11.500 per kilogramnya. Sementara sayur mayur dan bumbu dapur kata Harnani justru mengalami penurunan. Bawang putih dari Rp 17.600 menjadi Rp 17 ribuper kilogram.
Bawang merah dari Rp 30 ribu menjadi Rp 29.500 per kilogram. Begitupula harga cabe juga mengalami penurunan rata-rata Rp 500 per kilogramnya. Meski kenaikan tak signifikan namun pihaknya kata Harnani, akan terus melakukan pemantauan di pasar-pasar tersebut terutama menjelang kenaikan BBM.