REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Koperasi Mitra Optima UKM DKI tentang pasokan gula kristal rafinasi untuk industri kecil dan menengah (IKM) pangan di Jakarta.
Ketua umum AGRI M Suryo Alam menuturkan, produksi gula rafinasi nasional saat ini berkisar 200 ribu sampai 250 ribu ton per bulan. Dan, memasuki tiga sampai empat bulan jelang Idul Fitri, jumlah produksi akan meningkat sekitar 15-20 persen. “Sedangkan kebutuhan gula rafinasi untuk IKM dan UKM sebanyak 200 ribu-300 ribu ton per tahun,” ujarnya kepada ROL usai penandatanganan MoU di Jakarta, Kamis (13/6).
Sehingga dengan adanya MoU ini, dirinya bahagia karena ada sinergi antara industri kecil dan menengah (IKM), usaha kecil dan menengah (UKM), dan pemerintah daerah untuk bersama-sama saling mendukung untuk memajukan usaha. “Hal ini penting bagi kami karena di era globalisasi yaitu masyarakat ekonomi ASEAN (AEC) yang dalam waktu tidak lama akan terjadi, dimana terjadi arus keluar dan masuk barang relatif bebas maka IKM memiliki produk yang berkualitas dan efisien dapat berkompetisi dengan produk luar,” tuturnya.
Dia menjelaskan, gula rafinasi untuk IKM yang biasanya diperoleh lewat distributor, kini dengan adanya MoU ini IKM bisa memperpendek jalur atau efisiensi dengan memperolehnya dari pabrik. Sehingga IKM bisa membeli gula rafinasi dengan harga yang lebih murah dengan selisih Rp 500 sampai Rp 1.000 per ton.
“Harga gula rafinasi sekitar Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu per kilogram, namun IKM dapat membelinya di kisaran Rp 8.500 sampai Rp 9 ribu per kilogram,” ujarnya.
Selain itu, dia melanjutkan, ini sekaligus edukasi kepada masyarakat bahwa penggunaan gula rafinasi tidak hanya untuk industri skala besar, tetapi juga untuk industri rumah tangga, maupun industri kecil dengan kualitas yang sama dengan harga yang kompetitif. “Konsumen juga memiliki hak untuk memperoleh produk yang aman dan berkualitas,” katanya.
Dia berharap, apa yang pihaknya lakukan dapat bermanfaat untuk masyarakat luas. “Ini adalah program kemitraan dgn IKM-IKM dimana kelompok kecil kami bisa layani,” katanya.
Lebih lanjut Suryo menuturkan, ada tiga pabrik baru yang akan dibangun dengan kapasitas 300 ribu ton. Salah satunya berlokasi di Cikande.
Dengan adanya tambahan tiga pabrik baru ini, ungkap Suryo, maka kebutuhan bahan baku gula rafinasi akan bertambah. Saat ini pihaknya masih harus mengimpor bahan baku sebanyak 100 persen.
“Pada tahun lalu, realisasi impor sebanyak 2,5 juta ton dan sampai kuartal II tahun ini kami impor sebanyak 2,2 juta ton karena menjelang lebaran,” ujarnya.