REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Praktisi pariwisata berharap selesainya proyek pembangunan Jalan Tol Benoa-Bandara Ngurah Rai dan Nusa Dua, Kabupaten Badung, akan memperlancar lalu lintas menuju objek wisata yang ada di Bali bagian selatan.
"Kami berharap selesainya jalan tol yang menelan dana hampir dua triliun rupiah lebih, akan mampu mengatasi kemacetan lalu lintas di Bali bagian selatan," kata Gusti Kade Sutawa, praktisi pariwisata asal Kuta, Kabupaten Badung, di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan selama ini beban jalan utama (by pass Ngurah Rai) cukup padat setiap harinya, baik karena warga lokal melakukan aktivitas ke Nusa Dua maupun wisatawan yang berlibur di Pulau Dewata.
"Tiga megaproyek, yakni jalan tol, jalan bawah tanah simpang Dewa Ruci dan perluasan Bandara Internasional Ngurah Rai yang dibangun di Bali tahun ini mempunyai keuntungan cukup besar bagi sektor pariwisata," kata Gusti Sutawa yang juga General Manager Hotel Puri Saron Kuta.
Ia mengatakan, dengan keberadaan jalan tol itu, kendaraan dari arah Sanur menuju Bandara Ngurah Rai dan Nusa Dua pasti memanfaatkan jalan tersebut, begitu juga sebaliknya.
Oleh karena itu, kata dia, keberadaan jalan tol itu menjadi alternatif memperlancar perjalanan wisatawan yang menginap di Nusa Dua dan sekitarnya menuju objek-objek wisata di Pulau Dewata.
"Kalau selama ini hanya mengandalkan jalan utama, perjalanan cukup lambat, sehingga banyak wisatawan asing yang komplain karena dari brosur yang dibaca tidak sesuai dengan kenyataannya, semisal menempuh perjalanan dari Nusa Dua menuju objek wisata Sanur bisa ditempuh 20 menit, Tapi karena macet ditempuh satu jam lebih," ucapnya.