REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menjelaskan, diplomat Indonesia tidak memiliki mental melayani saat menangani Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Anis menilai diplomat RI di luar negeri berjarak dengan TKI yang didominasi masyarakat menengah ke bawah. "Ada ekslusifitas diplomat kita melayani WNI," ungkapnya kepada Republika, Selasa (11/6).
Anis menambahkan, pelayanan yang diterima TKI tidak seperti yang diberlakukan kepada WNI kelas menengah ke atas. Hal ini terjadi karena isu buruh migran tidak menjadi isu mainstream dalam bahan diplomasi antarnegara. "TKI tidak menjadi perbincangan utama diplomat kita," ungkapnya.
Dia mencontohka saat berbicara dengan Duta Besar RI untuk Arab Saudi beberapa waktu lalu. Ternyata, banyak kasus TKI yang tidak diketahui oleh Dubes. "Ini karena mereka berjarak dengan TKI, pembahasannya pun jarang," tuturnya.
Selain itu, isu perspektif HAM dan pembelaan hak perempuan Tenaga Kerja Wanita (TKW) masih lemah dalam pembahasan. "Sikap ekslusifitas diplomat kita tak boleh berlarut-larut," katanya.