REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) Sidoarjo bersama PT Angkasa Pura membahas pengembangan Bandara Juanda, Sidoarjo yang dinilai melampaui kapasitas.
Kepadatan penumpang dan tingginya tingkat pergerakan pesawat harus disiasati dengan pembangunan terminal dan jalur lintasan ganda.
Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan, data terakhir 2012 lalu, jumlah penumpangnya mencapai 16,3 juta, sedangkan kapasitas gedung terminal hanya 6,5 juta per tahun.
Keberangkatan atau kedatangan pesawat yang intensitasnya hanya berjarak satu menit, tentunya membuat Bandara Juanda dinilai semerawut.
“Karena itu, pembangunan bandara dan jalur lintasan pesawat mutlak harus direalisasikan,” kata Wahid pada Republika usai pembahasan tersebut di Hotel Novotel, Surabaya, Senin (11/6).
Saat ini, dia menjelaskan, kondisi gedung terminal bandara memang sedang dalam proses renovasi. Dengan perluasan itu, diperkirakan bangunan tersebut dapat menambah daya tampung hingga 8 juta penumpang per tahun.
Selain itu ada pula rencana pendirian gedung terminal dua yang berkapasitas 6 juta penumpang per tahun.
Meski keberadaan dua terminal tersebut, kata Wahid, jumlah penumpang yang ada tetap terhitung lebih. Dia menganjurkan agar PT Angkasa Pura segera membahas rencana pembangunan gedung terminal tiga di bandara tersebut.
“Kemudian juga penambahan jalur lintasan pesawat,” ujarnya.
Wahid mengatakan, bandara Jatim itu berperan penting dalam mengangkat pertumbuhan ekonomi provinsi. Sebab jalur transportasi udara yang dinilai sebagai akses utama sektor tersebut.