Selasa 28 May 2013 18:53 WIB

Pakar: Prahara PKS Dampak Pergeseran Internal Partai

Kantor DPP PKS
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kantor DPP PKS

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pakar Politik dari Universitas Andalas Syaiful Wahab menilai prahara yang terjadi di tubuh PKS antara lain merupakan dampak dari pergeseran dalam internal partai, yang semula didominasi oleh kader kalangan ideologis kini bergeser ke kalangan pragmatis.

"Inilah akibat dari pilihan kebijakan partai yang semula partai kader menjadi partai terbuka dan moderat, hingga kini PKS menjadi bulan-bulanan media massa," katanya pada Antara Riau, Senin.

Ia menyebutkan itu terkait kini PKS begitu gencar 'digoreng' media massa, lalu siapakah yang bermain di isu tersebut dan partai mana yang diuntungkan.

Menurut Syaiful dalam kondisi terjadinya pergeseran dalam internal PKS itu maka siapa saja bisa masuk tanpa seleksi ideologi yang ketat.

"Pada akhirnya memang kebobolan kader-kader yang tidak punya integritas ideologi, khususnya Islam fundamentalis," ujar Syaiful.

Tentu saja kini, katanya lagi PKS menjadi bulan-bulanan media massa, saya kira sama halnya ketika Partai Demokrat ketika digoncang kasus Anas Urbaningrum. Untuk Partai Demokrat, kasus 'Anas' menjadi demikian marak di media karena dia adalah ketua partai dari partai berkuasa.

Sedangkan untuk kasus PKS, karena PKS selama ini diidentikkan dengan partai Islam fundamentalis dari kalangan terdidik yang bersih, lembut dan belum tercemar kekuasaan. Tentu saja media, dan juga masyarakat awam tercengang mengapa partai Islam yang 'lembut' ini terlibat kasus memalukan?

Ia memandang bahwa masyarakat dan media terkesan ingin membenturkan dan sekaligus ingin membuktikan bahwa ternyata partai Islam yang 'baik' sekalipun tidak akan terlepas dari masalah korupsi.

Prahara yang terjadi di tubuh PKS antara lain merupakan dampak dari pergeseran dalam internal partai, yang semula didominasi oleh kader kalangan ideologis kini bergeser ke kalangan pragmatis itu, katanya.

"Lalu siapa yang bermain di isu ini? Tidak ada yang bermain dengan isu ini kecuali media. Kebetulan media massa berskala besar adalah juga orang-orang partai," katanya.

Jadi, katanya lagi, kesempatan bagi partai lain secara tidak langsung untuk melemahkan PKS, apalagi saat ini menjelang Pemilu 2014

"Namun demikian dalam konteks ini tidak semudah itu untuk menggiring kepada isu membekukan PKS sebagai parpol peserta pemilu 2014. Kalau yang bermasalah adalah ketua umumnya, kenapa musti partai yang dibekukan," katanya.

Ia mengibaratkan kalau marah kepada tikus, mengapa lumbung padi yang dibakar? Kecuali partai ini secara institusional berbuat makar, barulah partai ini bisa dibekukan, tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement