REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan setiap komponen masyarakat memiliki kesetaraan dalam hak dan kewajiban sehingga tidak ada yang boleh merasa lebih baik dibandingkan kelompok lainnya.
SBY melalui akun Twitter resminya, @SBYudhoyono, di Jakarta, Ahad (26/5) malam, mengimbau agar tidak ada kelompok yang merasa berada di atas kelompok yang lainnya.
"Kita semua setara dan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Jangan ada kelompok yang merasa berada di atas kelompok yang lain," kata SBY dalam tweet-nya di dalam akun resmi tersebut.
Ditambahkannya, negara akan terus menjalankan tugas konstitusi untuk melindungi hak warga negara dalam menjalankan ibadah sesuai dengan wewenangnya.
Sebelumnya, saat menghadiri puncak peringatan Hari Raya Waisak di Jakarta, Ahad malam, SBY menegaskan tidak boleh terjadi pertentangan antara mayoritas dan minoritas dalam masyarakat guna mewujudkan harmoni dalam masyarakat majemuk.
"Seperti saya sampaikan di Bali tahun 2005, tidak perlu dan tidak boleh terjadi pertentangan antara yang disebut minoritas dan mayoritas. Semua adalah komponen bangsa kita yang harus tenteram dan damai dan saling hormat menghormati," kata SBY.
Menurutnya, sebagai bangsa majemuk, Indonesia memiliki keragaman etnis, suku, agama, bahasa, budaya, dan identitas yang lain. Namun, sejarah mencatat bahwa berabad-abad bangsa Indonesia bisa hidup berdampingan, rukun, dan bersatu.
SBY juga menegaskan kemajemukan tidak boleh menciptakan diskriminasi dan egoisme. Kemajemukan juga tidak boleh merenggangkan rasa kesetiakawanan dan kebersamaan.