REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung mengatakan, wajah-wajah yang duduk di kursi DPR pada 2014 mendatang, tidak akan jauh berubah dengan produk Pemilu 2009, karena sistemnya cenderung sama.
"Pada tahun 2014, menurut saya wajah DPR tidak jauh berbeda dengan 2009 karena sistemnya sama dan bahkan biaya politiknya lebih mahal daripada saat mengikuti Pemilu 2009," ujar Pramono Anung pada acara '15 Tahun Reformasi Harapan dan Tantangan' di Jakarta, Selasa (21/5).
Artinya, Pramono mengaku tidak heran jika wajah yang muncul sebagai anggota legislatif 2014 adalah tokoh publik dan pengusaha. "Hal ini terjadi karena partai-partai tidak cukup dewasa dalam melakukan rekrutmen," kata pria 49 tahun ini.
Terkait dengan biaya politik yang dibutuhkan bakal calon legislatif, Pramono berpendapat, meskipun beragam, jumlahnya akan lebih besar dari Pemilu 2009. "Untuk aktivis kemasyarakatan, setidaknya membutuhkan biaya Rp 800 juta hingga Rp 1,2 miliar, sedangkan publik figur minimal Rp 300 juta. Kalau tidak ada modal kapital yang luar biasa, kemungkinan terpilihnya kecil," tutur Pramono.
Namun, politikus PDI Perjuangan ini mengaku heran apabila seorang bacaleg rela menghabiskan biaya hingga lebih dari Rp 2 miliar, bahkan Rp 6 miliar.
Menurut Pramono, perubahan wajah maupun sistem di tubuh parlemen akan terjadi pada 2019, apabila seluruh parpol memberi kesempatan kepada orang-orang baru yang lahir pada era reformasi.