REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak delapan orang wanita pria alias waria yang mengatasnamakan Aliansi Waria Anti Korupsi (AWAK) melakukan unjuk rasa di depan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta. Usai melakukan unjuk rasa sekitar 30 menit, kelompok waria ini menyerahkan satu paket yang berisi salah satunya obat kuat Viagra.
"Kami menyerahkan satu paket Viagra ini kepada Ketua KPK (Abraham Samad) untuk menangkap koruptor-koruptor itu," kata pimpinan AWAK, Rere, yang menyerahkan paket Viagra kepada perwakilan KPK, Yeyen, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (21/5).
Kelompok waria ini mulai melakukan unjuk rasa sekitar pukul 11.00 WIB. Kedatangan para waria yang berbaris di pintu masuk kendaraan Gedung KPK tentunya mengundang perhatian para wartawan yang 'ngepos' di KPK.
Para wartawan, baik foto maupun televisi pun tak menyia-nyiakan momen untuk mengabadikan para waria untuk berunjuk rasa. Kelompok waria juga membentangkan sebuah spanduk yang bertuliskan tiga kalimat tuntutan dan sindiran para waria kepada KPK.
Dalam spanduk tersebut, kelompok waria ini menuntut agar KPK menuntaskan kasus-kasus korupsi seperti kasus Century, Hambalang dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Mereka juga menyindir KPK telah kehilangan birahi dan keperkasaannya ketika berhadapan dengan Istana beserta raja dan mahkotanya.
"Masih paten banci yang anti korupsi dari pada KPK yang impotensi," teriak Rere yang memiliki nama asli Sukarjo ini dengan gaya gemulai.
Usai unjuk rasa, delapan orang waria ini pun masuk menuju pintu masuk gedung untuk menemui perwakilan KPK, Yeyen. Rere menyerahkan satu paket barang agar diberikan kepada Ketua KPK, Abraham Samad.
Selain berisi botol berwarna biru dengan cap tertulis Viagra, juga ada dua buah pembalut wanita, kosmetik bedak tabur dan bra. Di atas paket yang berbungkus plastik putih ini ada kertas bertuliskan 'Dari Awak Untuk KPK'.