Selasa 21 May 2013 07:28 WIB

Mantan Panglima TNI Deklarasikan Indonesia ASA

Djoko Santoso
Foto: Antara
Djoko Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso bersama dewan pendiri lainnya mendeklarasikan organisasi masyarakat Gerakan Indonesia Adil Sejahtera dan Aman (ASA), di Balai Kartini, Jakarta, Senin (20/5) malam.

Ketiga dewan pendiri Gerakan Indonesia ASA, adalah Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso sebagai Ketua Dewan Pembina, Mayjen TNI (Purn) Kurdi Mustofa sebagai Sekretaris Dewan Pembina, dan Usamah Hisyam sebagai Direktur Dewan Pengurus Harian.

Pada kesempatan tersebut, juga diumumkan 21 orang pengurus Gerakan Indonesia ASA, meliputi dewan pembina, dewan penasihat, dan dewan pengurus harian, yang kemudian dilantik oleh Djoko Santoso.

Deklarasi Gerakan Indonesia ASA juga dihadiri sejumlah tokoh antara lain, mantan Menteri Sekretaris Negara Akbar Tandjung, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, mantan Komandan Pusat Polisi Militer Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Mayjen TNI (Purn) Prijanto, dan mantan Pemimpin Umum LKBN ANTARA Parni Hadi.

Djoko Santoso menjelaskan deklarasi Gerakan Indonesia ASA diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), pada 20 Mei 2013.

Menurut dia, Hari Kebangkitan Nasional adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yang dimulai sejak berdirinya perkumpulan Boedi Oetomo pada 1908 yang dipimpin Dr Wahidin Sudiro Husodo.

Bahkan, kata dia, pendahulu bangsa Indonesia, yakni Kerajaan Sriwijaya pada abad ketujuh dan Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 telah mengalami masa kejayaan.

"Karena itu, saya optimis Indonesia Indonesia akan kembali mencapai masa kejayaannya. Insya Allah pada 2045, yakni 100 tahun setelah Indonesia merdeka," katanya.

Namun, selama 15 tahun perjalanan reformasi, kata dia, belum seluruhnya berhasil mewujudkan agendanya yang menjadi harapan masyarakat, antara lain pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Pria kelahiran Solo, 8 September 1952, itu mengatakan bangsa Indonesia perlu melakukan konsolidasi nasional dengan menginventarisasi keberhasilan dan kekurangan selama ini, melakukan reorientasi posisi Indonesia saat ini, dan merencanakan perjalanan bangsa ke depan.

"Dengan mendasarkan evaluasi pada masa lalu dan masa kini, Insya Allah perjalanan bangsa Indonesia ke depan akan lebih terarah," katanya.

Oleh karena itu, katanya, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2013 dirikan Gerakan Indonesia ASA, yang dipimpinnya.

Mantan Kepala Staf TNI AD pada 2005-2007 itu menjelaskan Gerakan Indonesia ASA bertujuan memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa, agar berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang sosial budaya, guna mencapai cita-cita bangsa Indonesia.

Sasaran lainnya dari Gerakan Indonesia ASA, kata dia, adalah mengajak bangsa Indonesia untuk bangkit, bersatu, bekerja keras, dan bersama-sama agar bangsa Indonesia lebih maju.

"Agar bangsa Indonesia bisa sejajar dengan bangsa lainnya sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa Indonesia yakni merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur," kata Djoko.

Pada kesempatan tersebut, juga diluncurkan buku "Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso: Bukan Jenderal Kancil" setebal 240 halaman.

Buku yang ditulis dua wartawan senior Perum LKBN ANTARA, Aat Surya Safaat dan Edi Utama tersebut, menceritakan riwayat hidup, perjuangan, dan prestasi yang dicapai Djoko Santoso dalam perjalanan kariernya sebagai militer, termasuk komitmennya pada bangsa Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement