REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Dampak cuaca buruk sepekan terakhir, para nelayan di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, takut melaut. Akibatnya, jumlah ikan di pasar-pasar tradisional semakin langka. Meski masih menyisakan stok, harganya sudah melambung.
Rustam, warga Desa Kuala Penet, Labuhan Maringgai, mengatakan sepekan terahir, para nelayan tidak dapat menjalankan profesinya lagi di laut, karena gelombang laut tinggi.
Bila terpaksa melaut, kata dia, khawatir berbahaya bagi keselamatan jiwa para nelayan. "Gelombang tinggi, nelayan takut melaut bahaya," kata dia, Senin (20/5).
Terhambatnya aktivitas melaut ini, kata dia, berpengaruh pada jumlah pasokan ikan segar di tempat pelelangan ikan (TPI) Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai. Akibatnya, beberapa hari terahir sempat terjadi kelangkaan ikan di pasar-pasar di kabupaten ini yang terkenal pemasok ikan laut.
"Curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari terahir ini, cukup mengganggu aktivitas melaut kami, akibatnya kami merugi, karena tidak bisa mencari ikan," kata Rustam menjelaskan.
Nelayan yang tidak melaut, memanfaatkan waktu senggangnya untuk memperbaiki kondisi perahu-perahu dan jaring ikan mereka yang rusak. Untuk mencukupi kebutuhan dapur nelayan, beberapa nelayan beralih profesi sebagai buruh dan lainnnya.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Lampung Timur, Misnawita, mengakui aktivitas nelayan di Kecamatan Labuhan Maringgai sempat terhambat, akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.
Masyarakat nelayan di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, mengeluhkan tingginya curah hujan, di wilayah mereka, yang mengakibatkan tingginya gelombang ombak, sehingga mereka kesulitan untuk melakukan aktifitas melaut, dalam beberapa hari ini.