Ahad 19 May 2013 18:49 WIB

Komentar Wamendikbud Soal Siswa Bunuh Diri di Depok

Rep: Ani Nursalikah / Red: Citra Listya Rini
Wamendikbud Musliar Kasim
Foto: Republika/Wihdan
Wamendikbud Musliar Kasim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim menanggapi kasus bunuh diri yang menimpa Fanny Wijaya (16 tahun).

Musliar yang juga bertindak sebagai Plt Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbud ini mengatakan perkara bunuh diri sebaiknya jangan dihubungkan dengan sekolah. Para pelajar justru harus diberi dorongan agar tidak melakukan bunuh diri.

"Kalau anak itu stres karena memikirkan biaya sekolah mestinya tidak mungkin terjadi. Karena biaya sekolah dari SD sampai SMP tidak dipungut bayaran," kata Musliar di Jakarta, Ahad (19/5).

Bantuan bagi siswa miskin tersebut seharusnya sudah disosialisasikan ke semua orang. Menurut Musliar, ini menjadi upaya sebagian orang untuk mendiskreditkan Ujian Nasional (UN). Ia meyakni para siswa yang mengerjakan UN dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin pasti akan lulus ujian. 

Sebagaimana ramai diberitakan seorang siswi SMP PGRI Pondok Petir, Bojongsari, Depok, Jawa Barat Fanny Wijaya memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. 

Menurut keluarga, Fanny nekat bunuh diri lantaran bingung memikirkan biaya melanjutkan sekolahnya. Apalagi adiknya, Voni juga baru saja melaksanakan UN SD. Fanny stres karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu. 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement