REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengaku prihatin dengan maraknya geng motor yang sebagian besar beranggotakan pelajar. Menurutnya, masalah geng motor ini terkait dengan moralitas anak bangsa.
"Ini membuktikan pentingnya pendidikan etika dan moral bagi anak bangsa," ujarnya usai menjadi pembina apel akbar hari ulang tahun NU ke-90 di Yogyakarta, Rabu (15/5).
Menurutnya, solusi terbaik untuk menangani kasus tersebut adalah dengan memasukkan pendidikan etika dan moral dalam kurikulum pendidikan nasional. Hal tersebut kata dia, telah terangkum dalam kurikulum 2013. Bahkan kata dia, kurikulum baru ini memberikan pengajaran pendidikan agama sebanyak mpat jam pelajaran dari sebelumnya hanya dua jam.
"Kita memberlakukan tambahkan jam untuk pelajaran agama dan budi pekerti. Tidak perlu banyak-banyak, bisa berubah baik sedikit saja sudah bagus," ujarnya.
Selain pendidikan agama, keteladanan dan pengawasan orang tua menjadi solusi lain bagi persoalan geng motor di Indonesia. "Esensinya, kita ingin semua pihak terlibat dalam menuntaskan masalah ini, termasuk juga sekolah. Dari kepala sekolah sebenarnya sudah bisa ikut melakukan deteksi dini. Jika ada kecurigaan, bisa langsung diingatkan," katanya.