Ahad 05 May 2013 20:48 WIB

Lumpur Lapindo Masih Becek untuk Ical

Rep: Muhammad Akbar Wijaya / Red: Citra Listya Rini
Aburizal Bakrie
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aburizal Bakrie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia, Boni Hargens mengkritik hasil survei dari Lembaga Survei Nasional (LSN) yang menempatkan elektabilitas Aburizal Bakrie teratas. Menurutnya, hasil survei LSN sulit diterima akal sehat. 

"Bagaimana elektabilitas Ical tertinggi sedang masalah Lapindo belum selesai," kata Boni kepada Republika di Jakarta, Ahad (5/5).

Boni menyatakan sosialisasi gencar yang dilakukan Ical ke calon pemilih pemula tidak bisa serta merta menghapus jejak hitam Ical di Lapindo. Ia berujar logika publik tidak bisa dikalahkan hanya dengan hasil-hasil survei. "Kasus lumpur Lapindo masih becek untuk Ical," katanya.

Boni meminta kalangan pemilih pemula kritis menyikapi berbagai strategi kampanye kandidat calon presiden (capres). Para pemilih pemula jangan terjebak dalam euforia demokrasi yang baru pertama kali dirasakan. 

Boni menyatakan media massa juga mesti menjalankan fungsi pencerahan kepada publik. Media berperan mengungkapkan rekam jejak masing-masing kandidat capres ke publik. "Media berperan mengangkat dosa masing-masing calon," ujarnya.

Di era demokrasi seperti sekarang, media merupakan satu-satunya sekoci penyelamat masyarakat. Boni menyatakan sulit bagi masyarakat mengkritisi para kandidat capres tanpa informasi obyektif yang disajikan media. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement