REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata rantai politik transaksional bisa diputus dengan cara menonjolkan calon-calon berkualitas dalam pemilu legislatif. "Orang-orang bagus bisa menimbulkan saweran, tidak perlu berikan uang pada calon pemilih. Sebaliknya rakyat yang bantu dia," kata pengamat politik LIPI, Siti Zuhro di Jakarta, Jumat (3/5).
Politik uang, lanjut Siti, biasa dilakukan caleg yang tidak terkenal, tidak mumpuni, dan hanya bisa menonjolkan uang. Namun, parpol masih cenderung menjadikan calon yang diusung sebagai sumber uang. Akibatnya, politik transaksional terus berlangsung.
Padahal, lanjut Siti, jika cerdas dalam memilih caleg, partai atau calon tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Calon hanya perlu meyakinkan dan menunjukan kualitasnya kepada masyarakat.
Dengan sendirinya, masyarakat bakal memberikan penilaian yang objektif terhadap calon tersebut. Sehingga, calon tidak perlu mengeluarkan uang untuk meyakinkan pemilihnya.
Siti menyebut Faisal Basri saat maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada pilkada lalu. Faisal dengan program dan kualitas yang dimiliknya mampu berjuang tanpa membagikan uang pada rakyat. Sebaliknya, simpatisan dan masyarakat mengumpulkan dana untuk membantu kampanye ekonom tersebut.